Apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia. –Lukas 14:13-14
Baca: Lukas 14:7-14
Ludmilla, seorang janda berusia 82 tahun, menyatakan rumahnya di Republik Ceko sebagai “Kedutaan Kerajaan Surga”. Ia berkata, “Rumahku adalah perluasan dari Kerajaan Kristus.” Ia menyambut siapa saja, baik teman maupun orang asing, yang sedang menderita dan membutuhkan penerimaan yang hangat. Ludmilla terkadang menyediakan bagi mereka makanan dan tempat tidur—selalu dengan semangat penuh belas kasih dan doa. Dengan mengandalkan karya Roh Kudus untuk menolongnya mengurus para tamu, Ludmilla bersukacita melihat cara Allah menjawab doa-doa mereka.
Ludmilla melayani Tuhan Yesus dengan membuka pintu hati dan pintu rumahnya. Ini sangat berbeda dengan seorang pemimpin agama terkemuka yang mengundang Yesus makan pada suatu hari Sabat. Yesus memberi tahu ahli Taurat itu bahwa ia harus mengundang “orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta” ke rumahnya, dan bukan mereka yang dapat membalas undangannya (Luk. 14:13). Komentar Yesus menyiratkan bahwa orang Farisi itu menjamu Yesus karena kesombongannya (ay. 12). Sementara Ludmilla, berabad-abad kemudian, mengundang orang-orang ke rumahnya agar ia dapat menjadi “alat kasih dan hikmat Allah”.
Melayani orang lain dengan rendah hati adalah salah satu cara kita dapat menjadi “duta Kerajaan Surga”, seperti dikatakan Ludmilla. Meskipun kita tidak selalu dapat menyediakan tumpangan bagi orang asing, kita dapat menempatkan kepentingan orang lain di atas kepentingan kita sendiri dengan cara-cara yang unik dan kreatif. Jadi, bagaimana cara Anda memperluas Kerajaan Allah dalam lingkungan pergaulan Anda hari ini?
Oleh: Amy Boucher Pye
Renungkan dan Doakan
Menurut Anda, bagaimana reaksi orang Farisi itu, ketika Yesus memintanya untuk mengubah sikap? Bagaimana cara Anda membuat orang lain merasa disambut dengan baik?
Tuhan Yesus, aku bersyukur, Engkau memelihara mereka yang membutuhkan pertolongan. Jadikanlah aku seperti diri-Mu, rela memedulikan sesama dan menyatakan kasih-Mu kepada mereka.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Dalam Injilnya, Lukas sering kali menyoroti kejadian di balik perumpamaan Yesus (lihat Lukas 12:13; 15:1-2; 18:9; 19:11). Dalam pasal 14, kita membaca bahwa “Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan” (ay. 7). Protokol jamuan makan zaman kuno menetapkan bahwa dua tempat yang paling terhormat adalah sisi kanan dan kiri sang penjamu (Matius 20:21). Perumpamaan ini mengajarkan kepada kita bahwa adalah lebih baik merendahkan diri daripada direndahkan orang lain, suatu peringatan yang sering disampaikan Yesus (Matius 23:12; Lukas 18:14). Dengan Kristus sebagai acuan, Paulus mengajar kita untuk “menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” (Filipi 2:5). Meskipun Yesus adalah Allah, Dia rela menjadi seorang hamba manusia. –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar