Karena itu berdoalah demikian: “Bapa kami . . .” –Matius 6:9
Baca: Matius 6:5-13
Hampir setiap pagi saya mengucapkan Doa Bapa Kami. Saya merasa belum siap menyambut hari yang baru sampai saya menghayati kata-kata dalam doa tersebut. Baru-baru ini, ponsel saya berdering ketika saya baru mengucapkan dua kata pertama—“Bapa kami”. Saya terkejut karena jam baru menunjukkan pukul 05.43. Siapa yang menelepon sepagi ini? Di layar ponsel muncul tulisan “Bapak”. Sebelum sempat mengangkatnya, telepon saya sudah berhenti berdering. Saya rasa ayah saya tadi salah pencet. Ternyata memang begitu. Apa itu hanya kebetulan? Bisa saja, tetapi saya percaya kita hidup dalam dunia yang diliputi belas kasihan Allah. Hari itu saya memang sedang membutuhkan kepastian hadirnya Bapa di surga.
Coba pikirkan sejenak. Dari semua cara yang dapat Yesus ajarkan kepada murid-murid-Nya untuk mengawali doa mereka, Dia memilih dua kata itu—“Bapa kami” (Mat. 6:9). Apakah ini kebetulan belaka? Tidak, Yesus selalu punya maksud dengan setiap kata yang diucapkan-Nya. Pengalaman kita dengan ayah kita di dunia tentu berbeda-beda—ada yang hubungannya baik, ada juga yang kurang baik. Meski demikian, dalam doa yang diajarkan Yesus kita tidak menyapa bapa “saya” atau bapa “Anda”, melainkan Bapa “kami”, Pribadi yang melihat dan mendengarkan kita, yang mengetahui apa yang kita butuhkan bahkan sebelum kita memohon kepada-Nya (ay. 8).
Sungguh suatu kepastian yang menakjubkan, terutama di saat-saat kita merasa sendirian, dilupakan, ditinggalkan, atau seakan tidak berarti. Ingatlah, di mana pun kita berada dan kapan pun waktunya, baik siang maupun malam, Bapa kita di surga selalu dekat.
Oleh: John Blase
Renungkan dan Doakan
Bagaimana Anda dapat menjadikan Doa Bapa Kami sebagai bagian dari kehidupan doa Anda? Perasaan apa yang ditimbulkan oleh kata-kata “Bapa kami” dalam diri Anda?
Ya Bapa, terima kasih atas janji-Mu untuk mendengarkanku ketika aku berdoa, di mana pun aku berada.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu..
WAWASAN
Versi lebih singkat dari apa yang kita sebut sebagai Doa Bapa Kami (Matius 6:9-13) muncul di Lukas 11:2-4. Catatan Matius tidak mengikutsertakan permintaan para murid: “Tuhan, ajarlah kami berdoa” (Lukas 11:1). Namun, sangat jelas dalam Injil Matius bahwa Yesus sedang mengajar murid-murid-Nya (dahulu dan kini) tentang cara berdoa. Matius 6 berada di tengah-tengah Khotbah di Bukit (pasal 5–7), yakni ceramah yang Yesus berikan ketika Dia duduk di sisi bukit dan mengajar para murid serta orang banyak yang mengikuti Dia (4:25) tentang arti menjadi murid-Nya. Selain mengajar tentang mengenai doa, Yesus juga memberikan Ucapan Bahagia (5:3-12) dan pengajaran tentang amarah, hawa nafsu, perceraian, sumpah, mengasihi musuh, memberi, berpuasa, menghakimi orang lain, dan kekhawatiran. Ketika Yesus selesai berbicara, “takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa” (7:28-29). –Alyson Kieda
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar