• Setiap Duka

    Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka. –Wahyu 21:4


    Baca: Wahyu 21:1-6


    “Kutimbang setiap Duka yang kujumpai,” tulis penyair abad ke-19 Emily Dickinson, “Dengan mata menyipit penuh selidik – / Apakah bobotnya serupa dengan Lukaku, ingin aku tahu – / Ataukah bebannya sedikit lebih Mudah.” Puisi tersebut merupakan perenungan yang mendalam tentang kecenderungan manusia untuk terus mengingat-ingat bagaimana mereka telah dilukai di sepanjang hidup mereka. Dickinson mengakhiri puisinya, hampir seperti bimbang, dengan satu-satunya pelipur lara yang ia dapatkan: “Penghiburan dari luka tusukan paku” saat memandang Kalvari, dan menemukan lukanya sendiri tecermin dalam luka Sang Juruselamat: “Masih tertegun saat menyadari / Ada Luka – yang tak berbeda dari lukaku sendiri –.”


    Kitab Wahyu menggambarkan Yesus, Juruselamat kita, sebagai “Anak Domba [yang] seperti telah disembelih” (5:6; lihat ay. 12). Luka-luka-Nya masih terlihat. Luka-luka yang diperoleh-Nya karena menanggung di dalam tubuh-Nya sendiri dosa dan keputusasaan umat-Nya (1 Ptr. 2:24-25), supaya mereka dapat memperoleh hidup dan pengharapan yang baru.


    Kitab Wahyu juga menggambarkan suatu hari di masa depan ketika Sang Juruselamat akan “menghapus segala air mata” dari mata setiap anak-Nya (21:4). Tuhan Yesus tidak akan mengecilkan rasa sakit mereka, melainkan sungguh-sungguh melihat dan mempedulikan kedukaan mereka masing-masing, sambil mengundang mereka untuk masuk ke dalam realitas hidup yang baru dan utuh di kerajaan-Nya. Di sana, “maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita” (ay. 4). Di sana, air yang menyembuhkan akan mengalir “dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan” (ay. 6; lihat 22:2).


    Karena Juruselamat kita telah menanggung setiap dukacita kita, kita dapat mengalami perteduhan dan pemulihan dalam kerajaan-Nya.


    Oleh: Monica La Rose


    Renungkan dan Doakan

    Kapan Anda merasa benar-benar dipedulikan dalam penderitaan Anda? Bagaimana cara Allah menghibur Anda pada masa-masa sulit? 


    Allah terkasih, terima kasih, karena Engkau melihat, memahami, dan menanggung segala dukaku.

    Amin.....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....


    WAWASAN

    Ketika diasingkan di Pulau Patmos (Wahyu 1:9), Rasul Yohanes mendapat gambaran sekilas tentang “apa yang harus segera terjadi” (ay. 1) ketika Yesus kembali untuk memerintah dunia sebagai Raja. Allah akan menghakimi dan menghukum dunia yang berdosa dan tidak percaya, yang penuh kefasikan dan kejahatan (ps. 4–19). Iblis akan dilemparkan ke dalam penghukuman kekal (20:10). Dalam penglihatannya yang terakhir (21:1–22:9), Yohanes “melihat langit yang baru dan bumi yang baru” (21:1), suatu penggenapan dari janji Allah dalam Yesaya 65:17-25. Para ahli Alkitab mengatakan bahwa baik Yesaya maupun Yohanes menggambarkan tentang surga, yakni “kemah Allah” tempat Dia “akan diam bersama-sama” dengan umat-Nya untuk selamanya (Wahyu 21:3). “Tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, . . . tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu” (ay. 27). Rasul Petrus berkata bahwa di langit yang baru dan bumi yang baru itulah “terdapat kebenaran” (2 Petrus 3:13). –K.T. Sim


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 


    Our Daily Bread/ GEBADA HKI

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Doa Keputusasaan 2025-07-08

Kata Yesus kepada Marta: “Saudaramu akan bangkit.” –Yohanes 11:23 Baca: Yohanes 11:1-7, 17-25 Pada tahun 2011, Karey Packard dan putrinya se...

Halaman FB