• Pengharapan dalam Duka

    Kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. –1 Tesalonika 4:13


    Baca: 1 Tesalonika 4:13-18


    Louise adalah seorang anak perempuan yang aktif, ceria, dan menyenangkan semua orang yang dijumpainya. Sayangnya, pada usia lima tahun, hidupnya direnggut oleh sebuah penyakit langka. Kematiannya yang mendadak mengguncang kedua orangtuanya, Day Day dan Peter, dan kami semua yang bekerja bersama mereka. Kami ikut merasakan dukacita yang mendalam.


    Namun, Day Day dan Peter telah menemukan kekuatan untuk terus melangkah. Ketika saya bertanya kepada Day Day bagaimana mereka dapat bertahan, ia berkata bahwa mereka mendapat kekuatan ketika memikirkan di mana Louise berada sekarang, yaitu dalam dekapan Yesus yang penuh kasih. “Kami sungguh bersukacita untuk putri kami yang pada waktunya telah menyongsong keabadian,” kata Day Day. “Oleh anugerah dan kekuatan Allah, kami mampu melewati masa perkabungan dan dapat terus mengerjakan tugas-tugas yang telah Allah percayakan kepada kami.”


    Penghiburan yang dirasakan Day Day datang dari keyakinannya akan hati Allah yang telah menyatakan diri-Nya melalui Yesus Kristus. Pengharapan yang diberikan Alkitab bukanlah perasaan optimisme buta, melainkan kepastian absolut berdasarkan janji Allah yang takkan pernah Dia ingkari. Dalam dukacita, kita dapat bergantung sepenuhnya pada kebenaran agung itu. Itulah yang dinyatakan Paulus untuk menguatkan orang-orang yang berduka karena ditinggalkan teman-teman mereka: “Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia” (1 Tes. 4:14). Kiranya pengharapan pasti tersebut memberi kita kekuatan dan penghiburan hari ini—bahkan di saat kita berduka.


    Oleh: Leslie Koh


    Renungkan dan Doakan

    Bagaimana Anda dapat dikuatkan oleh janji-janji Allah bagi mereka yang mengikut Dia? Bagaimana Anda dapat menghibur seseorang yang tengah berduka karena kehilangannya? 


    Bapa Surgawi, terima kasih untuk pengharapan dan penghiburan yang Engkau sediakan hari ini. Kuatkanlah aku hari ini supaya aku juga dapat menguatkan orang lain.

    Amin...

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....


    WAWASAN

    Perikop kita hari ini tidak bermaksud mengatakan bahwa orang percaya tidak boleh berduka. Duka karena kehilangan orang yang dikasihi adalah proses yang alami dan diperlukan, dan juga membutuhkan waktu. Kematian memang dapat menimbulkan rasa sakit dan kepedihan hati yang luar biasa. Namun, di sini kita diperintahkan agar tidak berdukacita “seperti orang-orang lain”—orang tidak percaya— “yang tidak mempunyai pengharapan” (1 Tesalonika 4:13). Dukacita kita lebih ringan ditanggung oleh karena Roh Kudus, Sang Penghibur, ada bersama kita (Yohanes 14:15-17); dan kita mempunyai jaminan akan dipersatukan kembali dengan saudara-saudari seiman yang kita kasihi dan menikmati Juruselamat kita bersama-sama, untuk selama-lamanya. Mereka yang percaya kepada Yesus tahu bahwa hidup di dunia ini bukanlah segalanya. Kita mempunyai janji hidup yang kekal (3:16). Orang-orang yang kita kasihi telah aman dalam pelukan Kristus, dan suatu hari kelak kita akan dipersatukan di tempat “maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita” (Wahyu 21:4) dan di sana “maut telah ditelan dalam kemenangan” (1 Korintus 15:54). –Alyson Kieda


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti


    Our Daily Bread/ GEBADA HKI

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Doa Keputusasaan 2025-07-08

Kata Yesus kepada Marta: “Saudaramu akan bangkit.” –Yohanes 11:23 Baca: Yohanes 11:1-7, 17-25 Pada tahun 2011, Karey Packard dan putrinya se...

Halaman FB