• Seperti Kasih Ibu

    Kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya. –1 Tesalonika 2:7


    Baca: 1 Tesalonika 2:1-9


    Juanita bercerita kepada keponakannya tentang pengalamannya tumbuh dewasa selama masa Depresi Besar. Keluarganya yang miskin hanya makan apel, ditambah apa pun hasil buruan ayahnya. Setiap kali ayahnya membawa seekor tupai untuk makan malam, ibunya berkata, “Berikan kepalanya untukku. Aku cuma ingin makan itu. Daging kepala itu bagian yang terbaik.” Bertahun-tahun kemudian Juanita baru menyadari, tidak ada daging pada kepala tupai. Ibunya tidak memakannya. Ia hanya berpura-pura itu bagian terbaik “agar kami, anak-anak, bisa makan lebih banyak dan tidak usah mengkhawatirkan dirinya.”


    Saat merayakan Hari Ibu (Internasional) besok, kiranya kita juga mengingat kisah-kisah pengorbanan ibu kita. Kita bersyukur kepada Allah atas kehadiran mereka dan berjuang untuk lebih mengasihi seperti yang telah mereka teladankan.


    Rasul Paulus melayani jemaat Tesalonika “sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya” (1 Tes. 2:7). Ia sungguh-sungguh mengasihi mereka, dengan melewati “perjuangan yang berat” untuk membagikan kabar baik tentang Yesus dan juga hidupnya sendiri dengan mereka (ay. 2,8). Sambil “bekerja siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun juga . . . [ia] memberitakan Injil Allah kepada [mereka]” (ay. 9). Sama seperti seorang ibu.


    Hampir tidak ada yang dapat menolak kasih ibu, dan Paulus dengan rendah hati berkata bahwa usahanya “tidaklah sia-sia” (ay. 1). Kita tidak dapat mengendalikan tanggapan orang, tetapi kita dapat memilih hadir, hari demi hari, dan melayani mereka dengan kerelaan untuk berkorban. Ibu kita pasti bangga, begitu pula dengan Bapa kita di surga.


    Oleh: Mike Wittmer


    Renungkan dan Doakan

    Siapa yang mengasihi Anda sampai rela berkorban demi kebaikan Anda? Siapa yang Anda kasihi, seperti Bapa Surgawi mengasihi Anda?


    Ya Bapa, tak ada yang mengasihiku melebihi diri-Mu.

    Amin.....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....


    WAWASAN

    Kemungkinan besar, 1 Tesalonika merupakan surat yang paling pertama dituliskan oleh Paulus, kurang lebih pada tahun 50 M, dan ditujukan kepada gereja yang dirintis di Tesalonika dalam perjalanan misi Paulus yang kedua (Kisah Para Rasul 17). Sebagai respons terhadap orang banyak yang memprotes klaim Paulus dan Silas bahwa Yesus adalah raja yang sejati—bukan Kaisar (ay. 7), Paulus dan Silas terpaksa meninggalkan kota tersebut untuk melindungi gereja di sana dari penganiayaan. Meninggalkan komunitas iman yang masih muda ini sangat menyakitkan bagi Paulus hingga ia menggambarkan perpisahan sementara tersebut dengan istilah “jauh di mata” (1 Tesalonika 2:17). Di kemudian hari, Timotius diutus untuk melayani komunitas para petobat baru di sana (3:1-5). Setelah mendengar laporan yang menguatkan dari Timotius mengenai iman umat di Tesalonika yang bertumbuh dan berkembang (ay. 6), Paulus berhubungan kembali dengan mereka dan menyemangati mereka melalui surat ini. –Monica La Rose


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti


    BIRO INFOKOM HKI

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB