Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya. –Yohanes 10:3
Baca: Yohanes 10:1-11, 16
Seorang bayi bernama Graham terus meronta-ronta di pangkuan ibunya saat para dokter memasang alat bantu dengar pertamanya. Namun, sesaat setelah dokter menyalakan alat tersebut, Graham berhenti menangis. Matanya melebar dan ia tersenyum. Ia dapat mendengar suara ibunya yang menenangkan, menyemangati, dan memanggil namanya.
Graham mendengar ibunya berbicara, tetapi ia perlu dibantu untuk mengenali suara ibunya dan memahami perkataannya. Tuhan Yesus mengundang orang-orang untuk menjalani proses pembelajaran serupa. Setelah menerima Kristus sebagai Juruselamat, kita menjadi domba yang dikenal-Nya secara dekat dan dibimbing-Nya secara pribadi (Yoh. 10:3). Kita dapat bertumbuh dalam kepercayaan dan ketaatan kepada-Nya dengan berlatih mendengarkan dan memperhatikan suara-Nya (ay. 4).
Dalam Perjanjian Lama, Allah berbicara melalui para nabi. Dalam Perjanjian Baru, Yesus—Allah dalam rupa manusia—berbicara langsung kepada umat-Nya. Sekarang ini, orang percaya mempunyai akses kepada kuasa Roh Kudus, yang menolong kita untuk memahami dan menaati firman Allah yang Dia ilhami dan lestarikan di dalam Alkitab. Kita dapat berkomunikasi langsung dengan Yesus lewat doa-doa kita, sementara Dia berbicara kepada kita melalui Kitab Suci dan umat-Nya. Saat kita mengenali suara Allah, yang selalu selaras dengan firman-Nya di dalam Alkitab, kita dapat berseru dengan penuh syukur, “Aku mendengar-Mu, ya Allah!”
Oleh: Xochitl Dixon
Renungkan dan Doakan
Bagaimana Allah telah menyatakan diri-Nya melalui Kitab Suci kepada Anda minggu ini? Bagaimana Anda dapat menyampaikan hikmat-Nya kepada seseorang yang membutuhkan penghiburan atau dorongan hari ini?
Aku mendengar-Mu, ya Allah! Tolonglah aku untuk menerima dan membagikan kebenaran serta kasih yang Engkau nyatakan saat aku membaca Alkitab.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Mazmur 23 dan bagian-bagian lain dalam Perjanjian Lama menunjukkan bahwa Allah adalah gembala bagi umat-Nya. Yakub mengakui bahwa Allah “telah menjadi gembalaku selama hidupku” dan menyebut Dia “gembalanya Gunung Batu Israel” (Kejadian 48:15; 49:24).
Dalam Perjanjian Baru, Yesus menyatakan bahwa Dialah “Gembala yang baik [yang] memberikan nyawanya bagi domba-dombanya” (Yohanes 10:11), dan mereka yang mengikuti dan mematuhi suara-Nya adalah domba-domba-Nya (ay. 3-5). Di Ibrani 13:20, penulis menyebut Kristus sebagai “Gembala Agung segala domba”. Petrus menyebut Dia sebagai “gembala dan pemelihara jiwa [kita]” (1 Petrus 2:25). Sebagai domba-domba Allah, kita harus menuruti Gembala kita dengan setia (Yohanes 10:27). –Alyson Kieda
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar