Elu-elukanlah Allah dengan sorak sorai. –Mazmur 47:2
Baca: Mazmur 47
Setelah tiga puluh kali menjalani terapi radiasi, Darla akhirnya dinyatakan bebas dari kanker. Sebagai bagian dari tradisi rumah sakit, seorang penyintas kanker akan membunyikan “lonceng bebas kanker” yang menandai berakhirnya pengobatan dan merayakan pemulihan kesehatannya. Darla pun tidak ketinggalan. Namun, saking semangat dan antusiasnya, Darla membunyikan lonceng itu sampai-sampai talinya terlepas! Gelak tawa pun membahana.
Kisah Darla membuat saya tersenyum dan memberikan gambaran tentang apa yang mungkin dibayangkan oleh pemazmur ketika ia mengajak umat Israel merayakan karya Allah dalam hidup mereka. Pemazmur mendorong mereka, “bertepuktanganlah, elu-elukanlah Allah,” dan “bermazmurlah bagi Allah” karena Dia telah mengusir musuh-musuh mereka dan memilih bangsa Israel sebagai umat kesayangan-Nya (Mzm. 47:2,7).
Allah tidak selalu memberikan kemenangan atas pergumulan kita dalam hidup ini, baik yang berkaitan dengan masalah kesehatan, keuangan, atau hubungan dengan orang lain. Dalam segala pergumulan itu, Dia tetap layak menerima pujian dan penyembahan kita, karena kita percaya Dia masih “bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus” (ay. 9). Ketika Dia berkehendak untuk menyembuhkan kita—setidaknya dengan cara yang kita kenali di dunia ini—hal itu patut dirayakan. Mungkin tidak ada lonceng yang bisa kita bunyikan, tetapi kita dapat bersukacita merayakan kebaikan-Nya kepada kita dengan kegirangan, sama seperti yang ditunjukkan oleh Darla.
Oleh: Kirsten Holmberg
Renungkan dan Doakan
Bagaimana cara Anda menyatakan ucapan syukur kepada Allah? Kebaikan apa yang baru-baru ini Allah perbuat dalam hidup Anda, yang patut Anda rayakan?
Terima kasih, ya Allah, atas berlimpahnya anugerah-Mu bagiku. Aku bersorak mengelu-elukan-Mu dan bertepuk tangan merayakan semua karya-Mu dalam hidupku.
Amin.......
Selamat pagi selamat beraktifitas, tetap semangat,
Gbu.
WAWASAN
Dari 150 mazmur dalam Alkitab, sebelas dikaitkan dengan “Bani Korah”. Jadi, siapakah Bani Korah? Mereka keturunan Korah (yang berarti “kepala kecil botak”), seorang Lewi yang bersama tiga orang lainnya (Datan, Abiram, dan On) memimpin pemberontakan terhadap Musa di Bilangan 16:1-40. Akibat pemberontakan tersebut, Korah dan pengikutnya ditelan bumi (ay. 31-32). Kamus Alkitab Lexham menulis bahwa “cara kematian Korah mungkin mempengaruhi cara Bani Korah menggubah mazmur, yang banyak merujuk kepada Sheol [dunia orang mati].” Selain menggubah mazmur, 1 Tawarikh 9:19 mengatakan bahwa Bani Korah juga bertanggung jawab menjaga pintu masuk tabernakel—“rumah” ibadah pertama Israel dan pusat kehidupan kebangsaan mereka hingga Bait Allah dibangun. –Bill Crowder
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar