Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau. –Mazmur 63:4
Baca: Mazmur 63
Dengan isyarat terakhir dari wasit, pegulat Kennedy Blades dinyatakan menang dan berhak lolos ke Olimpiade 2024. Ia menempelkan kedua telapak tangannya, mengangkat tangannya dan pandangannya ke atas, lalu memuji Allah. Seorang wartawan bertanya tentang perkembangannya selama tiga tahun terakhir. Atlet papan atas tersebut bahkan sama sekali tidak menyebut tentang latihan fisiknya. “Saya hanya mendekatkan diri dengan Tuhan Yesus,” katanya. Dengan mengakui Kristus sebagai Raja, Blades menyatakan bahwa Dia akan datang kembali dan mendorong orang lain untuk percaya juga kepada-Nya. “Dialah alasan utama saya mampu mencapai prestasi setinggi ini,” katanya. Dalam wawancara yang lain, ia dengan terbuka menyatakan bahwa Yesus adalah segalanya bagi dirinya, sekaligus sumber setiap hal yang baik dalam hidupnya.
Semangat untuk menjalani hidup yang berpusat pada Allah itu mencerminkan pengakuan Daud dalam Mazmur 63. Daud mengakui kerinduannya akan Sang Pencipta dengan berkata, “Jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu” (ay. 2). Daud telah “memandang” Allah dan “melihat kekuatan-[Nya] dan kemuliaan-[Nya]” (ay. 3). Ia menyatakan bahwa kasih setia Allah “lebih baik dari pada hidup” (ay. 4). Kemudian, ia berdoa: “Sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai. Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku” (ay. 8-9). Allah sungguh menjadi segala-galanya bagi Daud.
Ketika Yesus menjadi alasan kita hidup sekaligus segala-galanya bagi kita, hidup kita dapat menjadi seperti mercusuar yang mengarahkan orang lain kepada relasi dengan Allah yang mendatangkan keselamatan kekal.
Oleh: Xochitl Dixon
Renungkan dan Doakan
Bagaimana cara hidup Anda mencerminkan bahwa Kristus adalah alasan Anda hidup, sekaligus segala-galanya bagi Anda? Apa yang perlu Anda lepaskan untuk mengakui Dia sebagai Raja?
Tuhan Yesus, tolonglah aku untuk sungguh-sungguh hidup bagi-Mu. Engkaulah alasan aku hidup dan segala-galanya bagiku.
Amin.....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Keterangan pembuka dari Mazmur 63 berkata bahwa Daud menulis Mazmur ini “ketika ia ada di padang gurun Yehuda.” Ini menandakan bahwa bisa jadi ia sedang melarikan diri dari Saul (1 Samuel 23:14; 24:1) atau dari anaknya, Absalom (2 Samuel 15:13-37). Namun, yang lebih mungkin adalah Daud tengah melarikan diri dari Absalom, karena di Mazmur 63:12, ia menyebut dirinya sendiri sebagai “raja,” sementara ia belum menjadi raja tatkala melarikan diri dari Saul. Di padang gurun yang tandus, Daud haus kepada Allah (ay. 2), dan ini menegaskan bahwa Allah adalah pemelihara hidupnya (ay. 8-9). Ketika hidupnya terancam dan butuh diselamatkan, ia berpaling kepada Allah, bukan kepada tentaranya (ay. 10-12). Pengalaman dengan kekuatan dan kasih Allah (ay. 3-4) memampukan Daud untuk mempercayai-Nya, memuji-Nya, dan bersukacita di dalam-Nya (ay. 5-6,12). Seperti Daud, jika kita sungguh-sungguh mencari Allah (ay. 2), mensyukuri kasih-Nya (ay. 3-6), mengingat kesetiaan-Nya (ay. 7-9), dan bersukacita di dalam Dia (ay. 10-12), hidup kita dapat menuntun orang lain kepada-Nya. –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar