Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita. –1 Yohanes 3:16
Baca: 1 Yohanes 3:11-18
Dalam suatu program studi musim panas, putra saya membaca buku tentang seorang anak yang ingin mendaki Pegunungan Alpen di Swiss. Anak itu menghabiskan waktunya untuk berlatih demi mencapai keinginan tersebut. Namun, ketika akhirnya ia berangkat, ada hal-hal yang tidak berjalan sesuai rencana. Di tengah pendakian, rekan seperjalanannya jatuh sakit dan anak itu memutuskan untuk berhenti demi menolong rekannya daripada mencapai cita-citanya.
Di kelas, guru anak saya bertanya, “Apakah anak itu menjadi pecundang karena tidak berhasil mendaki gunung?” Seorang murid menjawab, “Ya, karena pada dasarnya ia memang orang gagal.” Namun, anak lain tidak setuju. Ia berkata anak itu bukan pecundang, karena ia rela melepaskan sesuatu yang penting demi menolong orang lain.
Kita bersikap seperti Yesus ketika kita mengesampingkan rencana pribadi demi menolong orang lain. Yesus melepaskan hak-Nya untuk memiliki rumah, memperoleh penghasilan yang mapan, dan penerimaan sosial demi berkeliling memberitakan kebenaran Allah. Akhirnya, Dia menyerahkan nyawa-Nya demi membebaskan kita dari dosa dan menunjukkan kasih Allah kepada kita (1 Yoh. 3:16).
Sukses duniawi sangat berbeda dengan sukses di mata Allah. Dia menghargai belas kasihan yang mendorong kita menolong orang-orang yang kurang beruntung dan terluka (ay. 17). Dia menyetujui keputusan yang melindungi sesama kita. Dengan pertolongan Allah, kita dapat menyelaraskan nilai-nilai diri kita dengan nilai-nilai-Nya, dan mengabdikan diri kita untuk mengasihi Dia dan sesama. Itulah pencapaian kita yang terbesar.
Oleh: Jennifer Benson Schuldt
Renungkan dan Doakan
Bagaimana upaya mengejar kesuksesan telah mempengaruhi hidup Anda? Mengapa kadang-kadang sulit untuk menyelaraskan nilai-nilai diri kita dengan apa yang penting bagi Allah?
Bapa Surgawi, aku ingin sukses di mata-Mu. Ajar aku mengasihi sesama, seperti Engkau mengasihiku.
Amin.....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu
WAWASAN
Terkadang Yohanes disebut sebagai rasul kasih. Banyak bagian dari Injil yang menyandang namanya, begitu juga surat-suratnya, berfokus kepada topik kasih. Perikop hari ini memberikan ciri sekaligus penerapan kasih. Kasih yang diwujudkan dalam tindakan—yang muncul dalam langkah-langkah konkret sebagai ungkapannya—adalah ciri orang-orang yang sudah percaya kepada Yesus, yang “sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup” (1 Yohanes 3:14).
Untuk menunjukkan contoh kasih yang diwujudkan lewat tindakan, Yohanes mengambil dari Perjanjian Lama, kehidupan Yesus, dan pengajaran-Nya. Kasih tidak berbuat seperti Kain, yang membunuh adiknya sendiri (ay. 12; lihat Kejadian 4:1-16), melainkan meneladani Yesus yang telah menyerahkan nyawa-Nya (1 Yohanes 3:16). Pada akhirnya, kasih mencoba menyediakan kebutuhan fisik orang lain, seperti yang ditunjukkan dalam kisah orang Samaria yang murah hati (ay. 17; lihat Lukas 10:25-37). –J.R. Hudberg
Mari memberikan dampak yang berarti bagi sesama dan lingkungan
BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar