Mereka bersukacita, sebab semuanya reda, dan dituntun-Nya mereka ke pelabuhan kesukaan mereka. –Mazmur 107:30
Baca: Mazmur 107:23-32
Saya sudah hampir terlelap ketika tiba-tiba tersentak bangun. Dari ruang bawah tanah, anak lelaki saya memetik gitar listriknya dengan suara nyaring. Dinding-dinding rumah bergetar. Tidak ada kedamaian. Tidak ada ketenangan. Tidur pun terganggu. Beberapa waktu kemudian, terdengar musik lain yang mengalun lembut: anak perempuan saya memainkan lagu “Ajaib Benar Anugerah” dengan piano.
Biasanya, saya senang mendengar anak lelaki saya bermain gitar, tetapi saat itu musik yang dimainkannya terasa menyentak dan menggelisahkan hati saya. Namun, tidak lama kemudian, nada-nada yang akrab dari himne gubahan John Newton pun mengingatkan saya bahwa kasih karunia tumbuh subur di tengah kekacauan. Betapa pun dahsyat dan kacaunya badai yang tidak diinginkan itu mengamuk dalam hidup kita, nada-nada indah dari kasih karunia Allah berdentang jelas, mengingatkan pada pemeliharaan-Nya yang setia atas kita.
Kita melihat kenyataan itu dalam Kitab Suci. Dalam Mazmur 107:23-32, para pelaut berjuang keras menghadapi badai yang sangat mungkin menenggelamkan mereka. “Jiwa mereka hancur karena celaka” (ay. 26). Akan tetapi, mereka tetap tidak berputus asa, melainkan “berseru-serulah mereka kepada Tuhan dalam kesesakan mereka, dan dikeluarkan-Nya mereka dari kecemasan mereka” (ay. 28). Akhirnya, kita membaca: “Mereka bersukacita, sebab semuanya reda, dan dituntun-Nya mereka ke pelabuhan kesukaan mereka” (ay. 30).
Dalam situasi yang penuh kekacauan, baik yang mengancam jiwa atau yang sekadar mengganggu tidur, rentetan badai dan ketakutan dapat menghantam ketenangan jiwa kita. Namun, ketika kita percaya dan berdoa kepada Allah, kita akan mengalami kasih karunia berupa kehadiran dan pemeliharaan-Nya—itulah pelabuhan kasih setia-Nya.
Oleh: Adam R. Holz
Renungkan dan Doakan
Pernahkah Anda mengalami teduhnya pelabuhan Allah, lewat kehadiran orang lain dalam hidup Anda? Siapa yang saat ini sedang memerlukan dorongan semangat dari Anda?
Ya Bapa, tolonglah aku mengingat untuk berseru kepada-Mu ketika badai kehidupan bergelora, dan mampukanlah aku untuk meneruskan pengharapan itu kepada sesamaku.
Amin.....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Mazmur 107 dibuka dan ditutup dengan gambaran yang menolong kita memahami keempat puluh tiga ayatnya. Ayat 1 berbunyi, “Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” Lalu, ayat 43 berbunyi, “Siapa yang mempunyai hikmat? Biarlah ia berpegang pada semuanya ini, dan memperhatikan segala kemurahan TUHAN.” Paduan kedua ayat itu memberitahukan pembacanya bahwa “segala kemurahan” Allah akan bertahan selama-lamanya. Ayat-ayat di antaranya terbagi ke dalam beberapa bagian yang menggambarkan kisah umat Allah yang ditebus (ay. 2-3). Secara keseluruhan, mazmur itu menggambarkan Allah yang bertindak untuk menarik orang-orang kepada diri-Nya. Kemurahan-Nya yang bertahan selamanya itulah yang membawa orang-orang kepada pengenalan dan ketergantungan kepada kebaikan dan kasih-Nya. –J.R. Hudberg
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread/ BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar