Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. –Efesus 4:2
Baca: Efesus 4:1-5, 25-31
Pada suatu pagi bertahun-tahun lalu, anak bungsu saya turun menghampiri saya yang sedang duduk. Ia langsung berlari dan duduk di pangkuan saya. Saya memeluknya, mengecup kepalanya dengan lembut, dan ia pun menjerit senang. Namun, kemudian ia mengernyit, mengerutkan hidung, dan menatap cangkir kopi saya dengan pandangan menuduh. “Papa,” katanya serius. “Aku sayang Papa, aku suka Papa, tapi aku tidak suka bau Papa.”
Putri saya mungkin tidak sadar, tetapi ia berbicara dengan lemah lembut dan bahwa perkataannya benar. Ia tidak ingin melukai perasaan saya, tetapi merasa harus memberitahukan sesuatu kepada saya. Bukankah itu pula yang terkadang perlu kita lakukan terhadap orang lain yang berhubungan dengan kita?
Dalam Efesus 4, Rasul Paulus menyoroti bagaimana kita sepatutnya berhubungan dengan orang lain—terutama ketika menyampaikan kebenaran yang tidak mengenakkan. “Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu” (ay. 2). Sikap yang rendah hati, lemah lembut, dan sabar perlu menjadi dasar dari hubungan kita. Memupuk karakter-karakter tersebut seturut dengan tuntunan Allah akan menolong kita untuk “menyatakan hal-hal yang benar dengan hati penuh kasih” (ay. 15 BIS) dan berusaha menyampaikan “perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu” (ay. 29).
Tak seorang pun suka dihadapkan pada kelemahan dan kekurangan dirinya. Namun, ketika ada sesuatu pada diri kita yang “berbau tidak enak”, Allah dapat memakai sahabat-sahabat kita yang setia untuk menyampaikan kebenaran kepada kita dengan cara yang baik, jujur, rendah hati, dan lemah lembut.
Oleh: Adam R. Holz
Renungkan dan Doakan
Pernahkah Anda ditegur seseorang dengan lemah lembut? Menurut Anda, apa yang paling penting dimiliki saat Anda menegur kelemahan orang lain dengan cara yang baik?
Bapa, tolong aku untuk rela menerima teguran dengan rendah hati, dan mampukanlah aku untuk juga memberikan teguran dengan cara yang baik, penuh kasih, dan lemah lembut.
Amin.....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Dalam perjalanan misinya yang ketiga, selama tiga tahun Paulus mengajar orang percaya di Efesus (Kisah Para Rasul 19; 20:31). Sekitar enam tahun kemudian, karena merisaukan keadaan dan kedewasaan rohani mereka, ia menulis dari penjara Romawi (Efesus 3:1; 4:1; 6:20) untuk mengingatkan mereka bagaimana Allah telah mengaruniai mereka segala berkat rohani dengan berlimpah (1:3). Setelah memuji kehormatan, posisi, dan kepemilikan yang mereka peroleh karena Yesus (pasal 1–3), sang rasul memerintahkan mereka agar hidup “sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu” (4:1). Perintah ini Paulus berikan juga kepada orang percaya di Filipi (1:27), Kolose (1:10), dan Tesalonika (1 Tesalonika 2:12; 2 Tesalonika 1:11). Orang percaya di Efesus haruslah seperti Kristus dalam cara mereka memperlakukan sesama, yaitu dengan rendah hati, lemah lembut, sabar, saling membantu, saling menguatkan, ramah, penuh kasih mesra, dan saling mengampuni (Efesus 4:2, 29-32). –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread/ BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar