• Berserah Penuh kepada Kristus

    Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. –Markus 8:36


    Baca: Markus 8:34-38


    Pada tahun 1920, John Sung, anak keenam seorang pendeta Tionghoa, menerima beasiswa untuk belajar di sebuah universitas di Amerika Serikat. Ia lulus dengan nilai tertinggi, menyelesaikan program master, bahkan meraih gelar Ph.D. Akan tetapi, dalam usahanya mengejar ilmu, ia telah menjauh dari Allah. Kemudian, suatu malam di tahun 1927, ia menyerahkan hidupnya kepada Kristus dan merasa terpanggil untuk menjadi pengkhotbah.


    Banyak pekerjaan bergaji tinggi yang menantinya di Tiongkok. Namun, dalam perjalanan pulangnya dengan kapal laut, ia merasakan dorongan Roh Kudus untuk menyingkirkan ambisinya. Sebagai simbol komitmennya, ia pun membuang semua penghargaannya ke laut, dan hanya menyimpan ijazah Ph.D. untuk diberikan kepada orangtuanya demi menghormati mereka.


    John Sung memahami pernyataan Yesus tentang apa yang diperlukan untuk menjadi murid-Nya: “Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya” (Mrk. 8:36). Saat kita menyangkal diri dan meninggalkan kehidupan lama kita untuk mengikut Kristus serta menaati pimpinan-Nya (ay. 34-35), mungkin kita perlu mengorbankan keinginan pribadi dan keuntungan materi yang berpotensi untuk menyimpangkan jalan kita.


    Selama dua belas tahun berikutnya, John menjalankan misi yang diberikan Allah dengan sepenuh hati, memberitakan Injil kepada ribuan orang di seluruh Tiongkok dan Asia Tenggara. Bagaimana dengan kita? Kita mungkin tidak dipanggil untuk menjadi pengkhotbah atau misionaris. Akan tetapi, di mana pun Allah memanggil kita untuk melayani, dengan kuasa Roh-Nya yang bekerja di dalam kita, kiranya kita berserah penuh kepada-Nya.


    Oleh: Jasmine Goh


    Renungkan dan Doakan

    Apa yang perlu Anda serahkan kepada Yesus untuk benar-benar mengikut Dia? Apa saja ambisi pribadi yang masih Anda pegang?


    Ya Bapa, tolonglah aku untuk menyingkirkan apa pun yang menghalangiku dari penyerahan diri yang penuh kepada-Mu.

    Amin ....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....


    WAWASAN

    Dalam penafsirannya terhadap Kitab Markus, William Hendriksen menyebut Markus 8:34-38 sebagai suatu “paragraf singkat yang indah.” Bagaimana bisa perkataan tentang mengikut Kristus yang “memikul salib” adalah sesuatu yang “indah”? Keindahan itu terletak pada kesederhanaan dan singkatnya kata-kata Yesus, sekaligus kejelasannya. Dalam Markus 8:31-32, Yesus berbicara tentang penderitaan, kematian, dan kebangkitan yang akan Dia alami (lihat juga 9:30-32; 10:32-34). Panggilan yang dinyatakan di Markus 8:34 berlaku untuk “setiap orang.” Ayat 35 menekankan bahwa sejatinya, sikap mementingkan diri sendiri akan membawa pada tipu daya, sedangkan penyerahan diri pada Kristus akan menyelamatkan hidup. Dalam The Cost of Discipleship , Dietrich Bonhoeffer membantu kita memahami bahwa persekutuan kita dengan Yesus seperti yang disampaikan dalam ayat-ayat ini adalah inti kehidupan sejati dalam Kristus, “Setiap orang Kristen harus memikul salibnya. . . . Itulah permulaannya; salib bukanlah akhir yang mengerikan bagi kehidupan yang tadinya bahagia dan saleh, melainkan salib membawa kita kepada permulaan dari persekutuan kita dengan Kristus. Ketika Kristus memanggil seseorang, Dia memanggilnya untuk datang dan mati.” –Arthur Jackson


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 


    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB