Punya-Kulah segala binatang hutan. –Mazmur 50:10
Baca: Mazmur 50:7-15
“Apakah aku seorang pemilik atau penatalayan?” tanya CEO dari sebuah perusahaan bernilai multimiliaran dolar pada dirinya sendiri saat ia menimbang-nimbang langkah yang terbaik bagi keluarganya. Ia tidak ingin keturunannya dibebani dengan godaan dari harta kekayaan yang sangat besar. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk melepaskan kepemilikannya atas perusahaan tersebut dan mengalihkan 100 persen sahamnya untuk diurus oleh pihak ketiga. Kesadaran bahwa semua miliknya adalah milik Allah telah menolong sang pimpinan itu untuk mengambil keputusan bagi keluarganya yang akan bekerja mencari nafkah, sambil terus menggunakan laba masa depan yang diperolehnya untuk mendanai berbagai kegiatan pelayanan rohani.
Di Mazmur 50:10, Allah berkata kepada umat-Nya, “Punya-Kulah segala binatang hutan, dan beribu-ribu hewan di gunung.” Sebagai Pencipta segala sesuatu, Allah tidak berutang apa pun kepada kita dan tidak membutuhkan apa pun dari kita. Dia berkata, “Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu” (ay. 9). Dengan murah hati Dia mengaruniakan semua yang kita miliki dan gunakan, serta kekuatan dan kemampuan kepada kita untuk mencari nafkah. Seperti ditunjukkan pemazmur, untuk segala hal yang Dia lakukan tersebut, Dia layak kita sembah dengan sepenuh hati.
Allah adalah pemilik segala sesuatu. Namun, oleh kebaikan-Nya, Dia bahkan memilih untuk memberikan diri-Nya sendiri, dan menjalin hubungan dengan siapa pun yang mau berpaling kepada-Nya. Yesus “datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mrk. 10:45). Ketika kita menghargai Sang Pemberi melebihi pemberian-Nya dan melayani Dia dengan pemberian-Nya itu, kita akan diberkati dengan sukacita yang abadi di dalam Dia.
Oleh: James Banks
Renungkan dan Doakan
Apa saja pemberian Allah yang dapat Anda syukuri? Bagaimana Anda dapat memakai hal itu untuk melayani Dia?
Ya Pencipta yang setia, Engkaulah yang menjadikan segalanya. Tolonglah aku untuk menjalani hidupku sebagai anugerah-Mu hari ini.
Amin...
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....
WAWASAN
Mazmur 50 dimulai dengan menyebutkan bahwa pengarangnya adalah Asaf, seorang Lewi dan salah satu dari tiga pemimpin ibadah yang diangkat oleh Daud (lihat 1 Tawarikh 6:31,39; 16:4-5; 2 Tawarikh 5:12). Asaf juga menciptakan sebelas nyanyian lainnya (Mazmur 73–83). Dalam Mazmur 50, yang termasuk jenis mazmur pengajaran (yang memberikan pelajaran tentang Allah dan jalan hidup yang berkenan kepada-Nya), Asaf menggambarkan sebuah adegan pengadilan ketika Allah memberi kesaksian melawan umat-Nya dan menghukum mereka atas dua dosa yang besar—ibadah mereka yang formalistis (ay. 7-15) dan kehidupan mereka yang munafik (ay. 16-23). Kita diingatkan bahwa Allah tidak membutuhkan persembahan kita, karena Dialah Penguasa atas segala makhluk ciptaan dan Pemilik dari segala yang kita miliki (ay. 8-15). Sebaliknya, Dia menginginkan kita “[mempersembahkan] syukur sebagai korban” kepada-Nya (ay. 14). –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar