• Warisan Abadi

    Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari: kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri. –Pengkhotbah 5:12

    Baca: Pengkhotbah 5:7-14

    Saat Amerika Serikat dilanda badai pasir Dust Bowl pada masa Depresi Besar, seorang penduduk kota Hiawatha, Kansas, bernama John Millburn Davis memutuskan untuk membuat dirinya terkenal. Davis yang kaya raya dan tidak memiliki anak itu bisa saja menyumbangkan hartanya untuk tujuan sosial atau berinvestasi untuk pengembangan ekonomi. Akan tetapi, ia malah mengeluarkan dana yang sangat besar untuk membuat sebelas buah patung dirinya dan almarhumah istrinya dalam ukuran sesungguhnya. Patung-patung itu hendak ditaruhnya di pemakaman setempat.


    “Orang Kansas membenci saya,” kata Davis kepada wartawan Ernie Pyle. Warga setempat ingin Davis mendanai pembangunan fasilitas umum seperti rumah sakit, kolam renang, atau taman. Namun, Davis berkata, “Ini uang saya, dan saya berhak memakainya semau saya.”


    Raja Salomo, orang terkaya pada zamannya, menulis, “Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang,” dan “dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya” (Pkh. 5:9-10). Salomo sadar betul bahwa kekayaan bisa membawa pengaruh yang merusak hidup seseorang.


    Rasul Paulus juga memahami godaan kekayaan dan memilih untuk mengabdikan hidupnya dalam ketaatan kepada Tuhan Yesus. Saat menantikan hukuman mati dalam tahanan Romawi, ia menuliskan kata-kata penuh kemenangan, “Darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan . . . aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman” (2 Tim. 4:6-7).


    Yang akan bertahan abadi bukanlah sesuatu yang dipahat pada batu atau harta yang kita timbun untuk diri sendiri, melainkan apa yang kita berikan dari kasih kita kepada sesama dan kepada Allah—Pribadi yang menunjukkan bagaimana kita dapat hidup dalam kasih.


    Oleh: Tim Gustafson


    Renungkan dan Doakan

    Menurut Anda, bagaimana orang lain akan mengenang Anda? Apa saja yang mungkin perlu Anda ubah ketika memikirkan warisan abadi Anda?


    Bapa Surgawi, tolonglah aku untuk mencurahkan hidupku bagi orang lain dengan tindakan-tindakan yang sederhana hari ini.

    Amin.....


    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu... 


    WAWASAN

    Dalam Kitab Pengkhotbah, Salomo berbicara banyak mengenai kekayaan materi. Ia juga menulis sekitar seratus ucapan bijaksana dalam Kitab Amsal mengenai kekayaan dan uang. Kekayaan materi dapat menjadi berkat (Amsal 10:22) atau sebaliknya kutuk (30:7-9), tergantung bagaimana seseorang berelasi dengannya (lihat Ulangan 8:7-19). Allah memperingatkan kita untuk tidak meraup kekayaan dengan berbuat jahat atau dengan cara-cara yang tidak adil (Amsal 15:27; 22:16; 22:22-23). Yang kita cari seharusnya kebijaksanaan daripada kekayaan (3:13-15; 8:10-11; 16:16), karena hidup yang saleh lebih baik daripada hidup yang nyaman. Hidup yang benar lebih baik daripada hidup yang kaya raya (15:16; 16:8; 28:6). Uang adalah komoditas fana yang memberikan rasa aman yang palsu (23:4-5; 27:24; Pengkhotbah 5:9-10). Alih-alih menimbun uang, kita perlu berinvestasi dalam kekekalan. Yesus berkata, “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi . . . pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga” (Matius 6:19-20). –K.T. Sim


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti


    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB