Beberapa saudara . . . memberi kesaksian tentang hidupmu dalam kebenaran. –3 Yohanes 1:3
Baca: 3 Yohanes 1:1-8
Ketika Dr. Lee, dosen seminari saya, menyadari bahwa Benjie, penjaga sekolah kami, akan terlambat bergabung dalam acara makan siang bersama, beliau diam-diam menyisihkan sepiring makanan untuknya. Saat saya dan teman-teman sekelas sedang asyik mengobrol, Dr. Lee juga diam-diam menyisihkan irisan kue beras terakhir untuk Benjie dan menambahkan taburan kelapa parut yang lezat di atasnya. Perbuatan itu hanyalah satu dari banyak perbuatan baik lainnya dari sang teolog terkemuka—dan saya memandang semua itu sebagai dampak dari kesetiaan Dr. Lee kepada Allah. Hingga 20 tahun kemudian, kesan mendalam yang saya terima dari beliau masih terekam kuat di benak saya.
Rasul Yohanes mempunyai seorang sahabat yang juga meninggalkan kesan mendalam bagi banyak orang percaya. Mereka menyebut Gayus sebagai orang yang setia kepada Allah dan firman-Nya, serta yang senantiasa hidup “dalam kebenaran” (3 Yoh. 1:3). Gayus menunjukkan keramahtamahan kepada para pemberita Injil keliling, meski mereka adalah orang asing (ay. 5). Sebagai dampaknya, Yohanes berkata kepada Gayus, “Mereka telah memberi kesaksian di hadapan jemaat tentang kasihmu” (ay. 6). Kesetiaan Gayus kepada Allah dan kepada saudara-saudara seimannya telah mendukung penyebaran Injil.
Dampak yang diberikan dosen saya pada saya dan dampak yang diberikan Gayus pada zamannya mengingatkan kita bahwa kita juga dapat memberi dampak pada orang lain—pengaruh yang dapat Allah pakai untuk menarik mereka kepada Kristus. Dalam kesetiaan kita berjalan bersama Allah, biarlah kita hidup dan bertindak sedemikian rupa sehingga saudara-saudari seiman kita juga terdorong untuk setia berjalan bersama-Nya.
Oleh: Karen Huang
Renungkan dan Doakan
Bagaimana Anda tahu bahwa Anda sedang hidup dalam kebenaran? Apa yang dapat orang lain pelajari dari hidup Anda?
Ya Allah, aku butuh pertolongan-Mu untuk tetap hidup setia bagi-Mu dan bagi kebenaran-Mu. Tolonglah aku menjalani hidup sedemikian rupa, sehingga orang lain juga rindu untuk mengikut-Mu.
Amin.....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....
WAWASAN
Kitab 3 Yohanes merupakan surat pribadi dari sang “penatua” (1:1)—diyakini oleh banyak pakar sebagai Rasul Yohanes—kepada Gayus. Gayus adalah seorang anggota jemaat (kemungkinan besar di Asia Kecil), yang dipuji Yohanes karena kesetiaannya menyambut “saudara-saudara, sekalipun mereka adalah orang-orang asing” (ay. 5). Di sisi lain, Yohanes mengkritik Diotrefes, seorang jemaat gereja yang sombong dan suka meninggikan diri. Diotrefes, yang didorong oleh egoisme dan ambisi pribadi, menolak untuk menunjukkan keramahtamahan yang sama kepada para pemberita Injil keliling (ay. 9-10).
Pemberian tumpangan sangat penting pada masa itu karena penginapan sering kali tidak aman dan jumlahnya terbatas. Paulus mendorong kita, “Usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!” (Roma 12:13). Pemberian tumpangan di sini menggunakan kata philoxenia, yang berarti “kasih kepada orang asing.” Petrus juga mendorong kita, “Hendaklah kalian sungguh-sungguh mengasihi satu sama lain . . . Hendaklah kalian menerima satu sama lain di rumah masing-masing, tanpa mengeluh” (1 Petrus 4:8-9 BIMK). –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar