Orang bijaksana menghindar apabila melihat bahaya; orang bodoh berjalan terus, lalu tertimpa malapetaka. –Amsal 22:3 (BIMK)
Baca: Amsal 22:1-5
Sungguh pemandangan yang menyayat hati. Lima puluh lima ekor paus pilot terdampar di sebuah pantai di Skotlandia. Para relawan mencoba menyelamatkan mereka, tetapi paus-paus tersebut tidak tertolong. Tidak ada yang tahu mengapa mereka terdampar bersama, tetapi bisa jadi karena ikatan sosial yang kuat di antara paus-paus itu. Ketika salah seekor dari mereka mengalami masalah, yang lain akan datang membantu—sebuah naluri kepedulian yang sayangnya justru dapat membahayakan.
Alkitab tidak saja menyerukan kita untuk siap menolong sesama, tetapi juga melakukannya dengan bijaksana. Misalnya, saat membantu memulihkan seseorang yang terjerat dosa, kita harus berhati-hati agar tidak terseret ke dalam dosa itu sendiri (Gal. 6:1). Kita memang harus mengasihi sesama, tetapi di sisi lain kita juga harus mengasihi diri kita sendiri (Mat. 22:39). Amsal 22:3 berkata, “Orang bijaksana menghindar apabila melihat bahaya; orang bodoh berjalan terus lalu tertimpa malapetaka” (BIMK). Ini adalah pengingat yang baik ketika upaya kita membantu orang lain mulai merugikan diri kita sendiri.
Beberapa tahun yang lalu, ada dua orang yang sangat membutuhkan pertolongan mulai beribadah di gereja kami. Tak lama kemudian, anggota jemaat yang peduli mulai merasa kewalahan menanggapi masalah mereka. Solusinya bukanlah dengan menolak pasangan tersebut, melainkan menetapkan batasan agar para penolong tidak dirugikan. Yesus, Penolong kita yang sejati, mengambil waktu untuk beristirahat (Mrk. 4:38), dan Dia juga memastikan bahwa kebutuhan murid-murid-Nya tidak tersisihkan oleh kebutuhan orang lain (6:31). Kita perlu mengikuti teladan-Nya dengan memiliki kepedulian yang bijaksana. Dengan menjaga kesehatan kita sendiri, kita akan mampu memberi lebih banyak perhatian untuk jangka waktu yang panjang.
Oleh: Sheridan Voysey
Renungkan dan Doakan
Bagaimana Anda mengenali kebutuhan Anda untuk beristirahat dan menjaga kesehatan diri? Hal apa yang dapat membantu Anda melayani orang lain untuk jangka waktu yang panjang?
Ya Roh Kudus, mampukanlah aku untuk melayani orang lain dengan cara yang sehat dan berkesinambungan.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....
WAWASAN
Di sepanjang Kitab Amsal, kita menemukan kontras yang jelas antara orang bijaksana dan orang bodoh. “Orang bijaksana menghindar apabila melihat bahaya; orang bodoh berjalan terus lalu tertimpa malapetaka” (Amsal 22:3; 27:12 BIMK). Orang bijaksana mengacu kepada seseorang yang cerdik dan berhikmat. Sebaliknya, orang bodoh sering kali digambarkan sebagai orang yang “tidak berakal budi” (7:7; 9:4,16). Ayat 8 dan 15 dari Amsal 14 menekankan bahwa orang bodoh itu mudah tertipu, dan cenderung percaya pada apa pun tanpa pertimbangan yang matang. Sebaliknya, orang bijaksana mampu menilai situasi dengan hati-hati dan berjalan maju dengan penuh kewaspadaan: “Orang bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan, tetapi orang bebal melampiaskan nafsunya dan merasa aman” (14:16). Karena itu, “Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka” (27:12). Orang bijak—tidak seperti orang bodoh—berusaha menghindari berbagai bahaya dan jerat dalam hidup ini (lihat 7:7-23).
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar