Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu. –Kolose 2:8
Baca: Kolose 2:6-12
Saya dan istri menyukai film romantis yang ringan dan menyenangkan. Bisa dibilang itu favorit kami berdua. Pesona dan daya tarik film jenis itu terletak pada alur ceritanya yang dapat ditebak dan selalu diakhiri dengan para tokoh yang bahagia selamanya. Baru-baru ini, kami menonton satu film yang menyajikan sejumlah nasihat romantis yang patut dipertanyakan. Cinta adalah perasaan, begitu katanya. Lalu, Ikuti saja kata hatimu. Terakhir, Yang paling penting kamu bahagia. Memang, perasaan kita itu penting. Namun, perasaan yang terlalu berfokus pada diri sendiri adalah dasar yang buruk untuk pernikahan yang langgeng.
Budaya populer bisa menyajikan banyak gagasan yang awalnya terdengar baik, tetapi hancur setelah diamati lebih dekat. Hasil pengamatan yang saksama itulah yang dimaksudkan Rasul Paulus dalam Kolose 2. Ia menekankan bahwa dengan “berakar di dalam [Kristus] dan dibangun di atas Dia, . . . bertambah teguh dalam iman” (ay. 7), kita akan mampu mengenali kebohongan-kebohongan yang tersebar di sekitar kita. Sang Rasul menyebut kebohongan seperti itu sebagai filsafat “yang kosong dan palsu” yang didasarkan pada “ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus” (ay. 8).
Jadi, kali berikutnya Anda menonton film, tanyakan pada diri sendiri atau mereka yang menonton bersama Anda, “Bijaksanakah pesan yang disajikan lewat film ini? Bagaimana jika hal itu dibandingkan dengan kebenaran yang dikatakan Alkitab?” Kemudian, ingat selalu bahwa Kristus sajalah yang terutama. Hanya di dalam Dia kita dapat menemukan hikmat dan keutuhan yang sejati (ay. 9-10).
Oleh: Adam R. Holz
Renungkan dan Doakan
Bagaimana budaya populer telah membentuk cara Anda memandang dunia? Bagaimana iman Anda menolong Anda mengevaluasi nilai-nilai yang Anda jumpai dalam dunia hiburan?
Ya Bapa, dunia dipenuhi kisah yang menjanjikan kebahagiaan, tetapi yang bertentangan dengan kebenaran-Mu. Berilah aku kehausan akan hikmat-Mu, sehingga aku selalu setia pada jalan-Mu.
Amin...
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Paulus menulis Surat Kolose kepada jemaat di Kolose, yang kemungkinan dirintis oleh Epafras (Kolose 1:6-7). Surat yang ditulis saat Paulus dipenjarakan pertama kalinya ini dimaksudkan untuk melawan ajaran sesat dan memperingatkan jemaat tentang bahaya dari mengikuti ajaran yang “kosong dan palsu” (Kolose 2:8). Ia tahu bahwa cara terbaik untuk tidak tersesat adalah dengan “berakar di dalam [Kristus] dan dibangun di atas Dia” (ay. 7) melalui hubungan dengan Dia dan pengenalan akan Kitab Suci.
Selain itu, sang rasul juga memperingatkan bahaya guru-guru palsu (yang sebenarnya ditipu oleh Iblis), yang menipu “orang-orang yang tulus hatinya” dengan “kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis” (Roma 16:18) serta “kata-kata yang hampa” (Efesus 5:6). Paulus mendesak orang percaya untuk melawan tipu daya itu dengan menjadi “kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya” dan mengenakan “seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya [kita] dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis (6:10-11). Bersama Tuhan, kita dapat “[berdiri] tegap” (ay. 14). –Alyson Kieda
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar