• Allah Memulihkan Kerusakan Kita

    Karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman. –Efesus 2:8

    Collin dan istrinya, Jordan, berkeliling di sebuah toko kerajinan guna mencari benda seni untuk dipajang di rumah mereka. Collin merasa sudah menemukan barang yang tepat dan memanggil sang istri untuk melihatnya. Pada sisi kanan pajangan berbahan keramik itu tertulis: Kasih Karunia. Namun, pada sisi kirinya, terdapat dua retakan yang cukup panjang. “Lho, barang ini rusak!” seru Jordan sembari mencari benda serupa yang tidak rusak dari rak. Akan tetapi, Collin berkata, “Bukan rusak. Justru itu intinya. Sebagai manusia, kita semua rusak, tetapi kemudian kasih karunia itu datang—itu intinya.” Mereka pun memutuskan membeli pajangan yang retak itu. Ketika mereka hendak membayarnya, petugas kasir sempat berseru, “Oh, tidak, ini rusak!” “Ya, begitu juga kita,” bisik Jordan.

    Apa artinya menjadi seseorang yang menyadari dirinya “rusak”? Salah satu definisinya: adanya kesadaran yang semakin kuat bahwa seberapapun kerasnya kita berusaha dengan kesanggupan kita, alih-alih semakin baik, hidup kita justru semakin buruk. Pada saat itulah kita mengaku membutuhkan Allah dan campur tangan-Nya dalam hidup kita.

    Rasul Paulus berbicara tentang kerusakan hidup kita sebagai kematian “karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa [kita]” (Ef. 2:1). Jawaban bagi kebutuhan kita untuk diampuni dan diubahkan tertulis di ayat 4 dan 5: “Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita . . . oleh kasih karunia [kita] diselamatkan.”

    Allah mau memulihkan kerusakan kita dengan kasih karunia-Nya ketika kita mengakui, “Aku rusak dan hancur, ya Allah.”

    Oleh: Anne Cetas

    Renungkan dan Doakan 

    Apa yang menyadarkan Anda akan perlunya meminta Allah memulihkan hidup Anda yang rusak? Bagaimana Anda kembali membutuhkan-Nya hari ini?

    Ya Allah, terima kasih atas rahmat-Mu yang melimpah atasku! Kiranya aku senantiasa bermegah di dalam Engkau dan dalam anugerah keselamatan dari-Mu yang kuterima melalui iman. 

    Amin.....

    Selamat pagi, selamat beraktifitas, tetap semangat, Gbu.

     

    WAWASAN

    Surat Paulus kepada jemaat di Efesus menawarkan visi akhir zaman yang luar biasa indah namun kerap terlewatkan, meski Paulus sudah berulang kali mengatakannya. Sambil menekankan hal-hal baik yang telah dilakukan Allah (2:1-6), ia merujuk kepada kasih karunia yang jauh lebih besar yang akan disingkapkan “pada masa yang akan datang” (ay. 7). Tujuan sejarah yang mencakup segalanya ini adalah “sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi” (1:10; lihat 20-22). Pengharapan yang indah dan menghibur ini juga disebutkan oleh Paulus di surat-surat lainnya (Filipi 2:10-11; Kolose 1:20) dan juga dilihat oleh Rasul Yohanes dalam wahyu yang diberikan kepadanya (Wahyu 5:13-14). –Mart DeHaan

    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti

     

     

     

     

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Kepanikan di dalam Gua 2025-07-09

Janganlah padamkan Roh. –1 Tesalonika 5:19 Baca: 1 Tesalonika 5:16-24 Tiga remaja laki-laki yang sangat bersemangat berkeliaran dalam sistem...

Halaman FB