• Hikmat Besar

    Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga. –Yudas 1:22-23


    Baca: Yudas 1:17-23



    “Gembala membutuhkan hikmat yang besar dan seribu mata untuk memeriksa kondisi jiwa jemaat dari segala segi,” tulis Yohanes Krisostomus, seorang bapa gereja yang dikasihi. Tulisan tersebut merupakan bagian dari sebuah diskusi tentang peliknya usaha merawat orang lain secara rohani. Karena tidak mungkin memaksa orang untuk pulih, Krisostomus menekankan dibutuhkannya empati dan belas kasihan yang besar untuk dapat menjangkau hati orang lain.


    Namun, Krisostomus memperingatkan, hal itu bukan berarti kita tidak akan pernah menyakiti mereka. “Jika Anda bersikap terlalu lunak kepada orang yang membutuhkan operasi besar, dan tidak menggores cukup dalam, sayatan Anda tidak akan mengenai sasaran. Namun, sayatan dengan sewenang-wenang, tanpa belas kasihan, membuat pasien yang sudah putus asa karena penderitaannya, menjadi tidak peduli lagi . . . untuk kemudian menyerah.”


    Peliknya dilema ini juga disebutkan Yudas dalam tanggapannya kepada mereka yang disesatkan oleh guru-guru palsu (1:12-13, 18-19). Namun, ketika Yudas memaparkan cara merespons ancaman serius seperti itu, ia tidak menyarankan untuk menanggapinya dengan amarah yang membabi buta.


    Sebaliknya, ia mengajarkan agar orang percaya menanggapi ancaman tersebut dengan berakar lebih kuat dalam kasih Allah (ay. 20-21). Hanya dengan begitu kita dapat memiliki hikmat untuk menolong sesama dalam waktu, kerendahan hati, dan belas kasihan yang tepat (ay. 22-23). Itulah cara yang paling baik untuk menolong mereka mendapatkan pemulihan dan kelegaan dalam kasih Allah yang tak terbatas.


    Oleh: Monica La Rose


    Renungkan dan Doakan

    Mengapa penting untuk “[membangun] diri [Anda] sendiri . . . dalam Roh Kudus” (ay. 20) sebelum menanggapi ancaman? Teladan dalam hikmat dan belas kasihan apa yang pernah Anda lihat digunakan untuk menolong orang yang tengah menderita?


    Allah Mahapengasih, ketika aku menghadapi kejahatan dan kebencian, tolonglah aku untuk tidak membalas, melainkan makin menguatkan diriku dalam kasih-Mu.

    Amin....

    Selamat pagi selamat beraktifitas tetap semangat, Gbu


    WAWASAN

    Kitab Yudas, yang ditulis oleh Yudas, saudara tiri Yesus, dibuka dan ditutup dengan perintah atau seruan kepada orang-orang percaya untuk berdiri teguh dalam iman mereka (“berjuang untuk mempertahankan iman”, ay. 3). Mereka harus membangun diri mereka di atas dasar “[iman] yang paling suci” (ay. 20). Konteks pemikiran Yudas adalah guru-guru palsu yang kegagalan utamanya berupa gaya hidup tak bertuhan. Guru-guru palsu itu tidak menyesali pilihan mereka yang amoral, “menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka” (ay. 4). Berbicara kepada pendengar yang akrab dengan Kitab Suci Yahudi, Yudas memperingatkan mereka tentang konsekuensi dari gaya hidup amoral, dengan mengutip dari Kitab Suci Ibrani dan Kitab 1 Henokh (ay. 14-15). 1 Henokh, meski bukan bagian dari kanon Kitab Suci kita, dijunjung tinggi oleh umat Yahudi. –Monica La Rose


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB