Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. –Roma 5:3-4
Baca: Roma 5:1-11
Dan sedang mengendarai sepeda motor ketika sebuah mobil mendadak masuk ke jalurnya dan menabraknya hingga ia terlempar ke jalur yang berlawanan. Ketika terbangun di suatu pusat rehabilitasi dua minggu kemudian, kondisinya “babak belur.” Parahnya lagi, ia menderita cedera tulang belakang yang membuatnya lumpuh. Dan berdoa meminta kesembuhan, tetapi kesembuhan itu tidak pernah datang. Namun, ia percaya Allah telah mengajarinya dengan penuh kasih bahwa “hidup ini dimaksudkan agar kita menjadi serupa dengan citra Kristus. Sayangnya, itu tidak terjadi ketika semuanya baik dan indah. Hal itu . . . justru terjadi ketika hidup kita sulit. Ketika kita didesak mengandalkan Allah melalui doa, hanya untuk dapat melewati hari demi hari.”
Rasul Paulus menjelaskan dua berkat dari dibenarkan di hadapan Allah, yaitu: ketekunan dan sukacita di tengah penderitaan (Rm. 5:3-4). Kedua berkat itu bukan panggilan bagi kita untuk menanggung penderitaan dengan ketabahan yang kaku, atau untuk menemukan kesenangan dalam kesakitan, melainkan untuk percaya seteguhnya kepada Allah. Penderitaan yang dijalani bersama Kristus membentuk “ketekunan, ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan” (ay. 3-4). Itu mengalir dari keyakinan bahwa Bapa akan berjalan bersama kita melewati segala kesulitan dan menuju masa depan.
Allah menjumpai kita dalam penderitaan dan membantu kita bertumbuh di dalam Dia. Daripada mengira kesusahan sebagai tanda Allah tidak mengasihi kita, kiranya kita menyadari cara Allah memakai itu semua untuk menajamkan dan membangun karakter kita, sembari kita mengalami kasih-Nya yang “dicurahkan di dalam hati kita” (ay. 5).
Oleh: Marvin Williams
Renungkan dan Doakan
Apa yang perlu diubah dalam hati dan pikiran Anda agar dapat menanggung penderitaan dengan kekuatan Tuhan Yesus? Apa yang perlu Anda lakukan untuk bertekun dan bersukacita, di hadapan berbagai tantangan minggu ini?
Tuhan Yesus, kiranya aku menemukan pengharapan dan sukacita di dalam Engkau yang menyediakan segala yang kuperlu untuk bertekun dalam hidup ini.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat, Gbu.
WAWASAN
Rekonsiliasi atau perdamaian memulihkan pihak-pihak yang selama ini terpisahkan. Paulus menggunakan kata diperdamaikan atau pendamaian lebih banyak daripada penulis-penulis lain dalam Perjanjian Baru, sering berulang kali dalam satu bagian; contohnya, ia memakai kata-kata tersebut sebanyak tiga kali dalam Roma 5:10-11. Ia juga menggunakan kata-kata seputar damai dalam Roma 11:15, 2 Korintus 5:18-19, dan 1 Korintus 7:11 (dalam hubungan dengan pendamaian antarmanusia).
Bagian hari ini menyoroti perlunya kematian Yesus bagi pendamaian kita dengan Allah. Namun, itu bukanlah tujuannya. Pendamaian kita melalui kematian-Nya membawa kepada keselamatan kita melalui hidup-Nya. Paulus menulis, “Lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!” (Roma 5:10). Ia menyatakan, baik kematian maupun hidup kebangkitan Yesus diperlukan bagi keselamatan kita. –J.R. Hudberg
Mari memberikan dampak yang lebih berarti bagi sesama dan lingkungan
BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar