Jauhkanlah jalanmu dari pada dia, dan janganlah menghampiri pintu rumahnya. –Amsal 5:8
Baca: Amsal 5:1-14
Hidung hewan pengerat itu berkedut. Ada yang lezat di dekat sini. Benar saja, aromanya mengarah ke wadah pakan burung yang penuh biji-bijian lezat. Si dormouse menuruni rantai menuju wadah, lalu menyelinap masuk melalui pintu kecil. Di sana ia makan dan makan sepanjang malam. Baru di pagi hari ia menyadari masalah besar yang dihadapinya. Burung-burung sekarang mematukinya melalui pintu wadah tersebut, tetapi setelah makan semalaman, ukuran tubuhnya sekarang dua kali lipat daari sebelumnya dan ia tak dapat meloloskan diri.
Pintu dapat membawa kita ke tempat yang indah, atau sebaliknya berbahaya. Sebuah pintu ditonjolkan dalam nasihat Salomo di Amsal 5 tentang menjauhi godaan seksual. Salomo berkata, walaupun dosa seksual mungkin tampak memikat, masalah sudah menanti jika kita mengejarnya (5:3-6). Lebih baik menjauh darinya, karena jika Anda melangkah melalui pintu itu, Anda akan terjebak, kehormatan Anda hilang, kekayaan Anda habis dimakan orang lain (ay. 7-11). Salomo menasihati kita untuk menikmati keintiman dari pasangan kita sendiri (ay. 15-20). Nasihatnya dapat diterapkan pada dosa secara lebih luas juga (ay. 21-23 ). Entah itu godaan untuk makan berlebihan, memboroskan uang, atau hal lainnya, Allah sanggup menolong kita menjauhi pintu yang mengarah ke jebakan.
Dormouse itu pasti senang ketika pemilik rumah menemukannya dalam wadah pakan burung dan membebaskannya. Syukurlah, tangan Allah juga siap membebaskan kita saat kita terjebak. Namun, marilah kita memohon kekuatan-Nya untuk menghindari pintu jebakan tersebut sejak awal.
Oleh: Sheridan Voysey
Renungkan dan Doakan
"Pintu" apa yang membawa kepada godaan terbesar Anda? Bagaimana cara Anda menghindari pintu itu hari ini?
Allah Mahakuasa, tolonglah aku menjauhi pintu yang membawaku masuk ke dalam jebakan dosa.
Amin.....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.
WAWASAN
Hikmat yang dibicarakan dalam Kitab Amsal memiliki begitu banyak segi, sampai-sampai dalam Amsal 1:2-7 (yang membuka kitab itu) dipakai tujuh istilah untuk mencerminkan keluasan dan kecemerlangannya: bermakna (ay. 2)—kesanggupan memahami suatu maksud; pandai (ay. 3)—bijak menghadapi masalah; kecerdasan (ay. 4)—pertimbangan yang baik atau memiliki kepekaan; pengetahuan (ay. 4,7); kebijaksanaan (ay. 4)—kemampuan untuk membuat rencana dan menentukan langkah yang akan diambil dengan melihat jauh ke depan; ilmu dan pertimbangan (ay. 5). Cara lain memandang beragam kualitas hikmat itu adalah melihatnya sebagai pendamping hikmat, seperti para pengiring di upacara pernikahan. Di mana hikmat ada, mereka pun ada, karena semuanya selalu berhubungan dengan hikmat. Bacalah Amsal 8:12-14 untuk melihat bagaimana hikmat sendiri berbicara tentang sejumlah pendampingnya itu. –Arthur Jackson
BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar