Tuhan telah mengurapi aku . . . untuk menyampaikan kabar baik. –Yesaya 61:1
Baca: Yesaya 61:1-7
Suatu malam pada tahun 1964, gempa bumi besar dengan kekuatan 9,2 skala Richter mengguncang Alaska selama lebih dari empat menit. Di Anchorage, seluruh blok kota lenyap, hanya menyisakan kawah besar dan puing-puing. Sepanjang malam yang gelap dan menakutkan, reporter berita Genie Chance berdiri di depan mikrofonnya, menyampaikan pesan kepada orang-orang putus asa yang duduk di dekat radio mereka. Suami yang bekerja di padang mendengar kabar istrinya masih hidup; keluarga yang cemas mendengar kabar putra mereka yang pergi berkemah ternyata baik-baik saja; sepasang suami-istri mendengar kabar anak-anak mereka telah ditemukan. Siaran radio memberitakan secuplik kabar baik demi kabar baik—sungguh sukacita yang luar biasa di tengah kehancuran yang mengenaskan.
Pasti seperti itulah perasaan umat Israel ketika mendengar kata-kata berikut dari Nabi Yesaya: “Tuhan telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara” (61:1). Saat mereka melihat kehidupan mereka yang hancur dan masa depan yang suram, suara Yesaya yang jernih membawa kabar baik di saat semua tampaknya telah musnah. Allah bermaksud “merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan. . . . membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan mendirikan kembali tempat-tempat yang sejak dahulu menjadi sunyi” (ay. 1,4). Di tengah ketakutan mereka, umat mendengar janji Allah yang memberi kepastian, yakni kabar baik-Nya.
Saat ini, kita mendengar kabar baik Allah dalam Yesus Kristus—inilah arti kata Injil. Dia menyampaikan kabar baik kepada kita yang dilanda ketakutan, kepedihan, dan kegagalan. Kesusahan kita pun berlalu digantikan sukacita.
Oleh: Winn Collier
Renungkan dan Doakan
Dalam hal apa Anda perlu mengalami kabar baik? Kapan kabar baik Allah menggantikan ketakutan dan kekhawatiran Anda dengan sukacita?
Ya Allah, aku butuh mendengar kabar baik, di tengah banyaknya kabar buruk di sekitarku. Aku perlu mendengar apa yang Engkau katakan. Aku butuh sukacita yang Engkau bawa.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.
WAWASAN
Yesus membaca dari Yesaya 61 tidak lama setelah Dia memulai pelayanan-Nya di muka umum (Lukas 4:18-19). Kemudian Dia mengumumkan kepada jemaat rumah ibadah yang tercengang di Nazaret, “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya” (ay. 21). Menariknya, ketika Dia membaca dari Kitab Yesaya, Kristus berhenti sebelum mencapai akhir dari Yesaya 61:2, yang berbunyi, “dan hari pembalasan Allah kita”. Ini tentu dilakukan Yesus dengan sengaja. Kemungkinan Yesus memberi dua tanda: Dia menyatakan diri-Nya sendiri sebagai Pribadi yang telah lama dinanti-nantikan, dan Dia memberitahukan umat-Nya bahwa waktu itu bukanlah waktu penghakiman. Itulah waktu untuk mengabarkan kabar baik, memerdekakan yang tertindas, dan menghibur mereka yang hancur hati. Keselamatan telah datang. –Tim Gustafson
BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar