Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene . . . dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. –Markus 15:21
Baca: Markus 15:16-24
Sorot mata muram mengintip dari lukisan Simon dari Kirene karya Egbert Modderman, seorang seniman kontemporer Belanda. Sorot mata Simon mengungkapkan beban fisik dan emosional dari tugas yang diembannya. Dalam Markus 15, Simon ditarik keluar dari kerumunan penonton dan dipaksa memikul salib Yesus.
Markus menyatakan bahwa Simon datang dari Kirene, sebuah kota besar di utara Afrika, yang memiliki populasi Yahudi dalam jumlah besar pada zaman Yesus. Kemungkinan besar Simon melakukan perjalanan ke Yerusalem untuk merayakan Paskah. Ia tanpa sadar masuk ke dalam proses eksekusi yang tidak adil tersebut, tetapi akhirnya dapat memberikan bantuan kecil yang berarti bagi Yesus (Mrk. 15:21).
Sebelumnya, dalam Injil Markus, Yesus berkata kepada para pengikutnya, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku” (8:34). Dalam perjalanan ke Golgota, Simon secara harfiah melakukan apa yang Yesus minta secara kiasan untuk dilakukan murid-murid-Nya: ia memikul salib yang diberikan kepadanya, dan membawanya demi Yesus.
Kita pun mempunyai “salib” yang perlu dipikul: barangkali suatu penyakit, tugas pelayanan yang sulit, kematian seseorang yang dikasihi, atau penganiayaan karena iman kita. Saat kita menanggung penderitaan-penderitaan ini dengan iman, kita mengarahkan orang lain kepada penderitaan Yesus dan pengorbanan-Nya di kayu salib. Salib-Nyalah yang memberikan kita pendamaian dengan Allah dan kekuatan bagi perjalanan kita sendiri.
Oleh: Lisa M. Samra
Renungkan dan Doakan
“Salib” apa yang pernah atau sedang Anda tanggung? Bagaimana Anda dapat memanfaatkan pergumulan tersebut untuk mengarahkan orang lain kepada Yesus?
Tuhan Yesus, aku bersyukur, Engkau mengerti dan ikut merasakan derita yang kualami, ketika aku memikul salibku dan mengikut-Mu. Berilah aku keberanian dan kekuatan, ketika perjalananku terasa berat.
Amin....
Selamat Jumat Agung....
WAWASAN
Meski Simon dari Kirene disebutkan dalam ketiga Injil Sinoptik (Matius 27:32; Markus 15:21; Lukas 23:26), kita tidak tahu banyak tentang dirinya. Selain soal asalnya dari Kirene, kita hanya tahu Simon mempunyai dua anak, Aleksander dan Rufus (Markus 15:21). Namun, secuil informasi itu sangat mungkin berarti penting ketika kita mempertimbangkan keyakinan banyak orang bahwa jemaat di Roma merupakan pembaca utama dari tulisan Markus. Mengapa? Pertama, agaknya tidak mungkin Markus merasa perlu menyebut nama kedua anak Simon jika mereka tidak dikenal oleh jemaat mula-mula. Kedua, Paulus menyebut seseorang bernama Rufus di dalam suratnya kepada jemaat Roma: “Salam kepada Rufus, orang pilihan dalam Tuhan, dan salam kepada ibunya, yang bagiku adalah juga ibu” (Roma 16:13). Ada kemungkinan Rufus dari jemaat di Roma ini adalah salah seorang anak dari Simon yang memikul salib Yesus. –Bill Crowder
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar