• Pada Waktu Itu Hari Sudah Malam

    Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam. –Yohanes 13:30


    Baca: Yohanes 13:21-32


    Novel Elie Wiesel, Night, menghadapkan pembacanya kepada kengerian peristiwa Holocaust. Berdasarkan pengalamannya sendiri ditawan di dalam kamp konsentrasi Nazi, kisahnya justru merupakan kebalikan dari kisah Keluaran dalam Alkitab. Pada Paskah pertama itu (Kel. 12) Musa dan umat Israel melepaskan diri dari perbudakan, sementara Wiesel bercerita tentang pasukan Nazi yang menangkap para pemimpin Yahudi setelah Paskah.


    Sebelum kita mengkritik Wiesel dan ironinya yang kelam, perhatikanlah bahwa Alkitab mengandung kejutan serupa dalam alur ceritanya. Pada suatu malam Paskah, Yesus, yang tadinya diharapkan akan membebaskan umat Allah dari penderitaan, malah membiarkan diri-Nya ditangkap oleh pihak-pihak yang akan membunuh-Nya.


    Yohanes mengisahkan adegan yang khidmat sebelum Yesus ditangkap. Di Perjamuan Terakhir, Yesus “sangat terharu” menghadapi apa yang akan dialami-Nya, dan menubuatkan pengkhianatan yang akan terjadi pada-Nya (Yoh. 13:21). Kemudian, dalam tindakan yang sulit diterima akal manusia, Kristus melayani pengkhianatnya dengan memberinya roti. Tercatat di sana: “Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam” (ay. 30). Ketidakadilan terbesar dalam sejarah sedang berlangsung, tetapi Yesus berkata, “Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia” (ay. 31 ). Beberapa jam kemudian, para murid akan dikuasai rasa panik, terpukul, dan patah semangat. Namun, Yesus melihatnya sebagai penggenapan rencana Allah yang memang harus terjadi.


    Ketika kegelapan seolah-olah akan menang, marilah mengingat bahwa Tuhan sudah pernah menghadapi kekelaman dan mengalahkannya. Kini Dia melangkah bersama kita. Malam pasti berlalu.


    Oleh: Tim Gustafson


    Renungkan dan Doakan

    Pernahkah Anda mengalami kepanikan, kehilangan harapan, dan keputusasaan? Bagaimana Anda menggambarkan perasaan Anda, setelah melewati pengalaman tersebut?


    Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau taat mengikuti rencana Bapa-Mu, dengan melangkah terus menuju kayu salib. Terima kasih karena Engkau telah mengalahkan maut bagi kami.

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu..


    WAWASAN

    Yohanes adalah satu-satunya penulis Injil yang memberitahukan kita bahwa Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya pada malam sebelum penyaliban-Nya (13:1-5). Yohanes juga satu-satunya yang menyatakan kepada kita bahwa Yesus sudah tahu dari awal siapa murid yang akan mengkhianati-Nya (ay. 11). Namun, Yudas begitu dipercaya oleh para murid sehingga mereka mengizinkannya menjadi pemegang uang kas mereka. Bahkan setelah Yesus menyebut Yudas sebagai orang yang akan mengkhianati-Nya, para murid tidak memahami maksud Yesus karena rasa percaya mereka yang begitu besar kepadanya (ay. 29). –Mart DeHaan


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti


    BIRO INFOKOM HKI

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB