• Tak Berdaya, tetapi Tetap Berdoa 2025-09-10

    Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu. –2 Tawarikh 20:12

    Baca: 2 Tawarikh 20:2-4, 6-12, 15

    Hati Anita Bailey merasa dikuatkan ketika ia menerima pesan seseorang di media sosial mengenai putranya, Jalen: “Hari ini aku melayani sebagai penyambut jemaat di gereja ketika seorang pria muda yang sedang menggendong anak menghampiri serta memeluk saya. . . . Saya menatapnya sejenak, sebelum mengenalinya dan berseru, ‘Jalen’! Kami berpelukan dan mengobrol singkat. Benar-benar pemuda yang luar biasa!” Orang itu mengetahui masa lalu Jalen yang penuh pemberontakan. Saat itu, Anita dan Ed, suaminya, merasa tidak berdaya untuk menyelamatkan Jalen dari konsekuensi kesalahan yang diperbuatnya sehingga ia harus mendekam di penjara selama 12 tahun.

    Walaupun keluarga Bailey merasa tidak berdaya, mereka tidak berhenti berdoa. Begitu juga dengan Raja Yosafat dalam 2 Tawarikh 20. Ketika terancam oleh koalisi musuh yang membahayakan, ia menyerukan bangsanya untuk berdoa (ay. 1-4). “Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka?” serunya. “Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu” (ay. 12).

    Pernahkah Anda merasa tidak berdaya atau tidak tahu harus berbuat apa saat menghadapi keadaan yang berjalan di luar kendali? Cobalah untuk berdoa, baik seorang diri maupun bersama saudara-saudari seiman Anda. Itulah yang dilakukan Yesus menjelang penyaliban-Nya (Luk. 22:39-44). Doa adalah momen yang sakral ketika orang-orang yang tidak berdaya membawa permohonan mereka kepada Allah yang Maha Kuasa dalam nama Yesus.

    Oleh: Arthur Jackson

    Renungkan dan Doakan

    Apa yang menghalangi Anda untuk membawa permasalahan Anda kepada Allah dalam doa? Bagaimana Anda dapat saling menopang, dengan berdoa bersama saudara-saudari seiman?

    Allah Maha Kuasa, dengan kuasa kebangkitan-Mu, biarlah mataku tertuju kepada Yesus, dan tolonglah aku yang tidak berdaya hari ini.

    Amin, selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu 

    WAWASAN

    Bait Suci Yerusalem adalah tempat bagi bangsa Israel untuk mencari wajah Allah ketika krisis nasional melanda (2 Tawarikh 6:18-40). Saat Israel terancam oleh musuh-musuh besar yang bersekutu melawan mereka, Raja Yosafat mengumpulkan seluruh bangsa di Bait Suci dan berdoa memohon pertolongan Allah (20:1-2; lihat juga 6:34-35). Allah merespons iman umat-Nya dengan janji kemenangan: “Janganlah kamu takut dan terkejut . . . sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah. . . . Tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana TUHAN memberikan kemenangan kepadamu” (20:15,17). –K.T. Sim

    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 

    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Tak Berdaya, tetapi Tetap Berdoa 2025-09-10

Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu. –2 Tawarikh 20:12 Baca: 2 Tawarikh 20:2-4, 6-12, 15 Hati An...

Halaman FB