Marilah kita . . . berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. –Ibrani 12:1
Baca: Ibrani 12:1-3
Seorang pria bernama James menempuh perjalanan menantang sejauh 2.000 km melintasi Pantai Barat Amerika Serikat dengan bersepeda dari Seattle, Washington, menuju San Diego, California. Seorang teman saya bertemu pesepeda ambisius itu dekat tebing Big Sur yang berjarak 1.500 km dari titik awal perjalanannya. Setelah mendengar baru-baru ini perlengkapan berkemah milik James dicuri orang, teman saya menawarkan selimut dan baju hangatnya, tetapi James menolak menerimanya. Ia mengingat bahwa perjalanannya menuju ke selatan akan membawanya ke iklim yang lebih hangat, maka ia perlu mengurangi beberapa barang. Makin mendekati tujuannya, kekuatannya juga makin terkuras, sehingga ia memang perlu mengurangi beban yang dibawanya.
James sangat cerdas. Itu juga mencerminkan apa yang dikatakan penulis Kitab Ibrani. Di sepanjang perjalanan hidup ini, kita perlu “menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita” (12:1). Kita perlu menempuh perjalanan hidup ini tanpa membawa beban supaya kita bisa terus maju.
Sebagai orang percaya, dibutuhkan ketekunan untuk mengikuti perlombaan iman tersebut (ay. 1). Salah satu cara untuk memastikan kita dapat terus maju adalah dengan melepaskan beban dosa, seperti penolakan kita untuk mengampuni sesama, hati yang picik, dan dosa-dosa lain yang akan merintangi kita.
Tanpa pertolongan Yesus, kita tidak akan dapat menempuh perjalanan dengan leluasa dan menjalani perlombaan iman dengan baik. Kiranya kita selalu memandang kepada Sang pemimpin dan penyempurna iman kita, Tuhan Yesus Kristus, supaya kita tidak “menjadi lemah dan putus asa” (ay. 2-3).
Oleh: Katara Patton
Renungkan dan Doakan
Hal apa saja yang Anda rasa masih membebani perjalanan hidup Anda? Bagaimana Anda dapat bertekun dan terbebas dari beban yang merintangi tersebut?
Bapa Surgawi, aku bersyukur atas perlombaan yang telah Engkau tetapkan bagiku. Berilah aku hikmat dan kepekaan agar aku dapat menjauhi dosa yang mencoba merintangi dan mencegahku untuk menempuh perlombaan dengan baik.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Penulis Kitab Ibrani tidak pernah menyebut siapa dirinya. Para ahli Alkitab memperkirakan penulisnya adalah Paulus, atau bahkan Barnabas, Lukas, Klemens, atau Apolos. Siapa pun orangnya, sang penulis jelas memahami bahwa pembacanya memerlukan ketekunan untuk menghadapi pencobaan dan penganiayaan. Sepanjang kitab, para pembaca didorong untuk tetap bertahan dan berpegang teguh kepada Kristus (2:1-4; 3:7–4:13; 5:11–6:2). Lalu, di 10:39 kita diingatkan bahwa orang percaya “bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.” Kemudian dalam dalam Ibrani 11, yang dikenal sebagai “Galeri Kaum Beriman,” penulis memuji tokoh-tokoh Alkitab yang hidup oleh iman dan beberapa di antaranya mati karena iman itu. Oleh karena itu, dengan mengingat kesaksian dan teladan mereka, orang-orang yang percaya kepada Yesus diminta untuk “berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi [mereka]” (12:1). Di bagian akhir kitab, kita menerima janji ini: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (13:5). –Alyson Kieda
BIRO Infokom HKI/
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar