• Diikuti Kebajikan Allah

    Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku. –Mazmur 23:6


    Baca: Mazmur 23


    Pertama kali saya bekerja semasa SMA adalah di sebuah toko pakaian wanita. Di sana petugas keamanannya adalah seorang wanita yang berpakaian bebas menyerupai pengunjung toko, dan ia akan mengikuti para pengunjung yang ia pikir akan mencoba untuk mengutil. Mereka dianggap memenuhi gambaran orang-orang yang dianggap mencurigakan oleh pemilik toko. Mereka yang tidak dianggap sebagai ancaman akan dibiarkan saja. Saya sendiri pernah dicurigai dan diikuti saat masuk ke toko-toko tertentu—suatu pengalaman menarik, karena saya masih mengenali taktik yang digunakan.


    Itu berbeda tajam dari pengalaman Daud. Ia menyatakan dirinya diikuti oleh berkat ilahi, yakni kebajikan dan kemurahan Allah. Kedua karunia itu selalu berada di dekatnya, mengikutinya bukan dengan kecurigaan, melainkan dengan kasih yang sesungguhnya. Charles Spurgeon menggambarkan kedua berkat itu sebagai “malaikat penjaga kembar,” yang mengikuti orang percaya baik pada hari-hari suram maupun cerah. “Hari-hari suram di musim dingin, maupun hari-hari cerah di musim panas. Kebajikan menyediakan kebutuhan kita, dan kemurahan menghapuskan dosa-dosa kita,” ungkap Spurgeon.


    Daud yang pernah menjadi gembala memahami bahwa kebajikan dan kemurahan sengaja dipasangkan sebagai karunia Allah. Ada banyak hal lain yang dapat mengikuti orang-orang percaya—ketakutan, kekhawatiran, godaan, keraguan. Akan tetapi, Daud menyatakan dengan penuh keyakinan bahwa kebajikan dan kemurahan kasih Allah akan selalu mengikuti kita.


    Daud mengungkapkan sukacitanya, “Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa” (Mzm. 23:6). Alangkah luar biasanya anugerah yang mengikuti kita sampai akhir!


    Oleh: Patricia Raybon


    Renungkan dan Doakan

    Bagaimana Anda diberkati lewat kebajikan dan kemurahan Allah yang selalu mengikuti hidup Anda? Bagaimana Anda dapat semakin menyadari kenyataan yang indah tersebut?


    Ya Allah, aku bersyukur karena Engkau mengikutiku dengan maksud yang baik dan dua berkat indah, yaitu kebajikan dan kemurahan-Mu.

    Amin.....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....


    WAWASAN

    Dalam Mazmur 23, Daud sang pemazmur menyebut Allah sebagai Gembalanya dan dengan demikian dirinya sendiri adalah domba (ay. 1). Itu bukanlah hal yang tidak lazim. Analogi serupa tentang hubungan seorang dewa dengan para pengikutnya di peradaban Timur Tengah kuno cukup umum. Dalam pemikiran kuno, seorang raja adalah gembala. Allah sebagai Gembala bagi umat-Nya adalah suatu gagasan yang tidak asing di sepanjang Alkitab, mulai dari Kitab Kejadian, ketika Yakub menyebut Allah sebagai “gembalanya Gunung Batu Israel” (49:24). Dalam Mazmur 28, Daud memohon kepada Allah: “gembalakanlah mereka dan dukunglah mereka untuk selama-lamanya” (ay. 9). Pemazmur Asaf menyebut Allah sebagai “gembala Israel . . . yang menggiring Yusuf sebagai kawanan domba” (80:2). Bagian-bagian lain dalam Perjanjian Lama yang menyebut Allah sebagai gembala, antara lain adalah Pengkhotbah 12:11; Yesaya 40:11; Mikha 7:14; and Zakharia 13:7. Dalam Perjanjian Baru, Yesus berbicara mengenai diri-Nya sebagai “Gembala yang baik [yang] memberikan nyawanya bagi domba-dombanya” (Yohanes 10:11). –Alyson Kieda


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti


    BIRO INFOKOM HKI/ Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB