Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: “. . . dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.” –Wahyu 5:9
Baca: Wahyu 5:8-14
Sebuah lagu iklan televisi dari era 1970-an pernah mengilhami generasi masa itu. Lagu tersebut awalnya diciptakan untuk mengisi kampanye bertema “The Real Thing” oleh Coca Cola, tetapi band asal Inggris, The New Seekers, akhirnya merilisnya sebagai lagu utuh yang kemudian populer dan menduduki puncak peringkat musik dunia. Namun, banyak orang tidak melupakan versi aslinya dari iklan televisi, yang menampilkan anak-anak muda bernyanyi dari puncak bukit di luar kota Roma. Meski cukup ganjil dengan lirik tentang lebah madu dan pohon buah-buahan, kita dapat ikut merasakan keinginan penulis lagunya untuk mengajarkan dunia bernyanyi dengan hati dan harmoni penuh cinta.
Rasul Yohanes memberikan gambaran yang mirip, tetapi jauh lebih besar dari impian yang ideal itu. Ia membayangkan sebuah lagu yang dinyanyikan oleh “semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya” (Why. 5:13). Tidak ada yang ganjil dari lagu itu. Betapa realistisnya harga yang dibayar oleh Pribadi yang dipuji lewat lagu tersebut. Betapa mengerikannya bayangan perang, kematian, dan konsekuensi dosa yang harus ditaklukkan lewat pengorbanan kasih-Nya.
Namun, itulah yang harus dilalui Anak Domba Allah untuk menanggung dosa kita dan menaklukkan maut, mengatasi ketakutan kita terhadap kematian, dan mengajar seluruh isi surga dan bumi untuk bernyanyi—dalam harmoni yang sempurna.
Oleh: Mart DeHaan
Renungkan dan Doakan
Apa yang mendorong Anda untuk bernyanyi? Apa yang meliputi hati dan pikiran Anda ketika membayangkan penglihatan Yohanes yang menampilkan semua makhluk memadukan suara dalam puji-pujian bagi Anak Domba dan kasih-Nya?
Bapa Surgawi, mampukanlah aku merasakan keajaiban karya-Mu, lewat sebuah lagu yang Engkau berikan untuk dinyanyikan dengan penuh sukacita oleh setiap orang dan setiap makhluk hidup.
Amin.....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Pusat perhatian dalam Wahyu 5 adalah seekor Anak Domba yang kelihatannya telah disembelih, tetapi masih hidup (ay. 6), dan disembah oleh semua makhluk (ay. 13). Umat Allah telah lama menanti-nantikan Mesias yang dinubuatkan, Singa dari suku Yehuda (ay. 5; Yesaya 11:1-9), untuk membebaskan mereka dengan penuh kuasa. Kebanyakan orang menganggap Mesias itu, sama seperti seekor singa, akan menaklukkan musuh-Nya dengan paksa dan kekerasan. Sebaliknya, Mesias, Singa dari suku Yehuda, hadir sebagai Anak Domba yang lemah lembut, yang rela menyerahkan segala sesuatu, bahkan nyawa-Nya sendiri, bagi keselamatan orang lain. Hanya Anak Domba itulah yang didapati layak untuk menegakkan keadilan Allah dan menggenapkan sejarah kepada tujuannya yang telah lama dinantikan. –Monica La Rose
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
BIRO INFOKOM HKI/ Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar