• Hati yang Rela Diajar

    Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan. –Amsal 1:5


    Baca: Amsal 1:1-7


    Sayang sekali, pada masa sekarang, menyerang pendapat yang berbeda sekaligus individu yang melontarkan pendapat tersebut dianggap sudah “normal”. Kenyataan itu juga dapat terjadi di kalangan akademis. Karena itu, saya tercengang ketika akademisi dan teolog Richard B. Hays menulis makalah yang justru mematahkan dalil-dalil yang ia tulis sendiri bertahun-tahun sebelumnya! Dalam bukunya, Reading with the Grain of Scripture, Hays menunjukkan kerendahan hati yang luar biasa dengan mengoreksi pemikirannya sendiri di masa lalu. Pemikirannya yang berkembang itu selaras dengan komitmennya untuk terus belajar seumur hidup.


    Di bagian awal Kitab Amsal, Raja Salomo menuliskan sejumlah maksud dari penyusunan kumpulan kata bijak tersebut. Akan tetapi, di antara maksud-maksud itu, ia menyisipkan tantangan ini: “Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan” (Ams. 1:5). Salomo mendesak orang yang bijaksana agar dengan rendah hati terus mendengarkan, belajar, dan bertumbuh. Ini seperti sikap Rasul Paulus, yang menyatakan bahwa sekalipun telah mengikuti Kristus selama beberapa puluh tahun, ia terus mengejar pengenalan akan Tuhan Yesus (Flp. 3:10).


    Memiliki hati yang rela diajar tidak pernah merugikan. Saat kita terus bertumbuh dan belajar tentang keimanan kita (dan tentang kehidupan ini), kiranya kita mengizinkan Roh Kudus membimbing kita kepada kebenaran (Yoh. 16:13), agar kita semakin memahami dan mengagumi Allah kita yang Mahabaik dan Mahamulia.


    Oleh: Bill Crowder


    Renungkan dan Doakan

    Dalam aspek kehidupan atau kerohanian mana saja Anda merasa terhambat saat ini? Bagaimana Anda dapat mengembangkan hati yang makin rela belajar, dan mengizinkan Allah membuat Anda lebih bertumbuh?


    Allah Mahakasih, karuniakanlah kepadaku kerendahan hati dan kerelaan untuk diajar, agar aku terus bertumbuh dalam kasih karunia dan pengenalan akan Tuhan Yesus.


    Amin.....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....


    WAWASAN

    Salomo, orang yang paling berhikmat dan bijak di dunia kuno, menulis tiga ribu amsal (1 Raja-Raja 4:30-34), tetapi hanya sebagian kecil dari karyanya dimasukkan ke dalam Kitab Amsal. Hikmat Salomo adalah karunia Allah kepadanya (1 Raja-Raja 3:5-13). Namun, berhikmat pada suatu masa tidak menjamin seseorang akan tetap berhikmat pada masa mendatang, karena hikmat itu mudah ditinggalkan dan hilang, sebagaimana Salomo meninggalkan hikmat Allah pada hari tuanya. Ia menjadi contoh klasik dari kebebalan dengan berpaling dari Allah dan mengikuti allah-allah lain (11:4-6). Ironisnya, ia mengabaikan peringatannya sendiri: “Jika engkau tak mau belajar lagi, engkau akan lupa apa yang sudah kaupelajari” (Amsal 19:27 BIS), karena “takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan” (1:7). –K.T. Sim


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 


    Biro INFOKOM HKI/ Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB