Jangan seorangpun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain. –1 Korintus 10:24
Baca: 1 Korintus 10:23-11:1
Saat membaca buku di kereta, Meiling asyik menggarisbawahi kalimat dan menulis catatan di pinggir halaman bukunya. Namun, percakapan seorang ibu dengan anaknya yang duduk tak jauh darinya kontan membuat Meiling menghentikan aktivitasnya. Sang ibu menegur anaknya agar tidak mencoret-coret buku yang dipinjamnya dari perpustakaan. Meiling cepat-cepat menyimpan pulpennya, karena ia tidak ingin anak itu mengabaikan perkataan ibunya dengan meniru perbuatan Meiling. Ia tahu anak tersebut belum memahami perbedaan antara mencorat-coret buku pinjaman dan menulis catatan di buku sendiri.
Tindakan Meiling mengingatkan saya pada perkataan Rasul Paulus di 1 Korintus 10:23-24: “‘Segala sesuatu diperbolehkan.’ Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. ‘Segala sesuatu diperbolehkan.’ Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun. Jangan seorangpun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain.”
Orang percaya pada zaman gereja mula-mula di Korintus menganggap kebebasan mereka dalam Kristus sebagai kesempatan untuk mengejar kepentingan pribadi. Namun, Paulus mengingatkan bahwa mereka seharusnya melihat kebebasan sebagai kesempatan untuk membawa kebaikan dan membangun sesama. Sang rasul mengajarkan bahwa kebebasan sejati bukanlah hak untuk melakukan apa pun sesuka hati, melainkan keleluasaan untuk melakukan apa yang berkenan kepada Allah.
Kita mengikuti teladan Yesus ketika kita menggunakan kebebasan kita untuk membangun orang lain daripada memuaskan kepentingan pribadi.
Oleh: Poh Fang Chia
Renungkan dan Doakan
Mengapa menjaga perkataan dan perbuatan kita di depan umum adalah sikap yang memuliakan Allah? Bagaimana Anda dapat lebih memperhatikan kepentingan orang lain saat menggunakan kebebasan Anda?
Tuhan Yesus, terima kasih untuk kebebasan yang Engkau berikan. Berilah aku hikmat dan anugerah untuk menggunakan kebebasanku, dengan cara-cara yang memuliakan-Mu dan memberkati sesamaku.
Amin.....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Dengan menuliskan bagian Alkitab hari ini kepada jemaat di Korintus, Paulus mencoba untuk meluruskan kembali nilai-nilai dan prioritas mereka. Sebagai satu umat, kehidupan jemaat Korintus telah ditandai dengan dosa, perpecahan, kecongkakan, tuntutan hukum, dan pemujaan terhadap pribadi. Sang rasul mengingatkan mereka tentang apa yang paling penting. Kita juga dapat belajar dari perkataannya. Pertama, kemuliaan dan kehormatan Allah haruslah menjadi yang terutama dalam pemikiran kita (1 Korintus 10:31). Kedua, perilaku kita tidak boleh membuat orang lain tersandung, melainkan harus membawa kasih karunia Yesus kepada semua orang (ay. 32-33). Ketiga, kita pun perlu meneladani pola hidup Kristus bagi diri kita sendiri (11:1). –Bill Crowder
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Biro INFOKOM HKI/ Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar