• Rencana dan Pemeliharaan

    Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu. –Yakobus 4:15


    Baca: Yakobus 4:13-17


    Pada tahun 2000, sebuah perusahaan rintisan yang bekerja dengan sistem penyewaan film melalui pos menawarkan diri untuk menjual perusahaan mereka seharga 50 juta dolar kepada Blockbuster, pusat penyewaan film dan permainan video terbesar saat itu. Jumlah pelanggan Netflix saat itu kurang lebih 300.000, sedangkan Blockbuster memiliki jutaan pelanggan. Blockbuster pun melewatkan kesempatan untuk membeli pesaing kecil mereka itu. Apa jadinya? Sekarang Netflix memiliki lebih dari 180 juta pelanggan dengan nilai hampir 200 miliar dolar . . . dan Blockbuster sendiri sudah bangkrut. Tak seorang pun dapat menebak masa depan.


    Kita sering tergoda untuk meyakini bahwa kita sedang mengendalikan sendiri hidup kita dan bahwa rencana-rencana kita di masa depan pasti berhasil. Namun, Yakobus berkata, “Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap” (4:14). Hidup itu begitu singkat, lekas berlalu, dan lebih rapuh daripada yang kita sadari. Perencanaan memang perlu, tetapi kita jatuh ke dalam dosa kesombongan ketika menganggap bahwa kendali ada di tangan kita. Itulah sebabnya Yakobus memperingatkan kita agar tidak “memegahkan diri dalam congkak [kita],” karena “semua kemegahan yang demikian adalah salah” (ay. 16).


    Cara menghindari perbuatan dosa itu adalah dengan mengikut Allah disertai hati penuh syukur. Rasa syukur mengingatkan kita bahwa Dialah sumber “setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna” (1:17). Jadi, saat datang kepada Allah, kita tidak meminta Dia hanya untuk memberkati rencana kita untuk saat ini dan masa depan, melainkan juga agar kita dimampukan terlibat dalam pekerjaan-Nya. Itulah artinya berdoa, “Jika Tuhan menghendakinya” (4:15).


    Oleh: Glenn Packiam


    Renungkan dan Doakan

    Bagaimana Anda pernah tergoda untuk mengendalikan sendiri hidup Anda? Bagi Anda, apa artinya berserah kepada Allah dan mengikut Dia dengan tulus?


    Tuhan Yesus, aku menyerahkan segala rencanaku kepada-Mu. Mampukanlah aku untuk mempercayai-Mu, karena Engkau tidak pernah gagal. 

    Amin.....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....


    WAWASAN

    Salahkah membuat rencana? Tentu tidak. Jika kita membaca Yakobus 4:13-17 dan berpikir bahwa perencanaan yang baik adalah sesuatu yang buruk, kita gagal memahami perikop itu dan mengabaikan ajaran Kitab Suci dalam bagian-bagian lain. Mereka yang telah makan asam garam kehidupan tentu memahami nilai penting sebuah rencana. Demikian juga penulis Amsal 21:5, yang berkata, “Rencana orang rajin membawa kelimpahan; tindakan tergesa-gesa mengakibatkan kekurangan” (BIS). Rencana yang baik adalah suatu hal yang baik. Namun, apa yang dikritik dan dikecam Yakobus adalah jenis perencanaan yang mengabaikan ketidakpastian dan singkatnya hidup (Yakobus 4:14) serta melupakan Allah sebagai pemberi hidup (ay. 15). Kitab Yakobus disebut juga “Amsal Perjanjian Baru.” Yakobus 4:13-17 menggemakan Amsal 27:1: “Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu” dan mendorong kita, “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hati [kita], dan janganlah bersandar kepada pengertian [kita] sendiri” (3:5). –Arthur Jackson


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 


    Our Daily Bread / BIRO INFOKOM HKI

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB