• Berduka dan Bersyukur

    Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan! –Ayub 1:21


    Baca: Ayub 1:13-22



    Setelah ibu saya meninggal, seorang temannya yang juga menderita kanker menghampiri saya. “Ibumu baik sekali padaku,” katanya, sambil menangis. “Aku sedih mengapa ibumu yang meninggal, . . . bukan aku.”


    “Ibuku mengasihimu,” ujar saya. “Kami berdoa agar Allah memberimu kesempatan untuk melihat anak-anakmu tumbuh dewasa.” Sambil menggenggam tangannya, saya menangis bersamanya dan berdoa agar Allah menolongnya menanggung rasa duka dengan hati damai. Saya juga bersyukur kepada Allah karena ia telah sembuh dari kanker, sehingga dapat terus mengasihi suami dan kedua anaknya yang sedang bertumbuh dewasa.


    Alkitab mengungkapkan tentang peliknya duka ketika Ayub harus kehilangan hampir semua yang ia miliki, termasuk anak-anaknya. Ayub berduka dan “sujudlah ia dan menyembah” (Ayb. 1:20). Dengan hati remuk dan tindakan penyerahan diri yang penuh harap sekaligus syukur, Ayub berkata, “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!” (ay. 21). Ayub masih akan bergumul berat dengan rasa duka dan pekerjaan Allah membangun kembali hidupnya, tetapi pada momen ini Ayub menerima, bahkan bersukacita, dalam kedaulatan Allah atas situasi yang baik maupun buruk.


    Allah memahami berbagai cara kita mengolah dan bergumul dengan emosi kita. Dia mengajak kita berduka dengan kejujuran dan keterbukaan. Bahkan ketika duka seolah-olah tiada habisnya dan tidak tertahankan, Allah menegaskan bahwa Dia tidak akan pernah berubah. Dengan janji ini, Allah memberi kita penghiburan dan kekuatan untuk bersyukur atas kehadiran-Nya.


    Oleh: Xochitl Dixon


    Renungkan dan Doakan

    Kapan Anda pernah bersyukur kepada Allah, sekalipun sedang berduka? Bagaimana Allah menyatakan kehadiran-Nya, saat Anda merasa sendirian atau tidak dimengerti dalam kesedihan Anda?


    Allah yang penuh belas kasih, terima kasih, karena Engkau mengenal dan menopangku dalam setiap jengkal kedukaanku.


    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...


    WAWASAN

    Shakespeare menulis dalam Hamlet, “Ketika duka datang, datangnya tidak satu per satu, tetapi sekaligus.” Ayub pasti sangat mengerti akan hal ini. Mungkin masing-masing percobaan itu sendiri sudah terasa memilukan, tetapi Ayub mengalami beberapa percobaan sekaligus, seperti digambarkan dalam frasa berikut berulang-ulang, “sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata" (ay. 16-18). Sebelum memproses satu tragedi yang telah terjadi, tragedi berikut sudah mengintainya. Percobaan yang digambarkan dalam kejadian-kejadian tersebut menggambarkan kehidupan manusia dalam dunia yang telah berdosa. –Bill Crowder


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 


    Our Daily Bread/ BIRO INFOKOM HKI

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB