Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku. –Yeremia 29:10
Baca: Yeremia 29:4-14
Ketika putri saya mendapat hadiah sepasang kepiting untuk dipelihara, ia mengisi akuarium dengan pasir sehingga makhluk itu dapat memanjat dan menggali. Ia menyediakan air, protein, dan sisa-sisa sayuran sebagai makanan favorit mereka. Karena kepiting-kepiting itu tampak bahagia, kami sangat terkejut ketika suatu hari mereka menghilang. Kami mencari hewan itu ke mana-mana. Akhirnya, kami tahu bahwa kemungkinan besar mereka berada di bawah timbunan pasir, dan akan terus di sana sekitar dua bulan untuk menanggalkan cangkangnya.
Dua bulan berlalu, dan kemudian satu bulan lagi. Saya mulai khawatir kepiting-kepiting itu sudah mati. Semakin lama menunggu, semakin saya tidak sabaran. Hingga, akhirnya, kami melihat tanda-tanda kehidupan dan kepiting-kepiting itu muncul dari bawah pasir.
Saya pun bertanya-tanya apakah ketika bangsa Israel masih hidup sebagai orang buangan di Babel, mereka juga meragukan tergenapinya nubuat Allah atas mereka? Apakah mereka merasa putus asa? Apakah mereka khawatir akan tinggal di sana selamanya? Melalui Nabi Yeremia, Allah telah berfirman, “Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke [Yerusalem]” (Yer. 29:10). Benar saja, tujuh puluh tahun kemudian, Allah membuat Koresh, raja Persia, mengizinkan orang Yahudi pulang dan membangun kembali bait suci mereka di Yerusalem (Ezr. 1:1-4).
Dalam masa penantian, ketika sepertinya tidak terjadi apa pun, Allah tidak pernah melupakan kita. Saat Roh Kudus menolong kita bertumbuh dalam kesabaran, kita dapat mengetahui bahwa Dialah Sumber Pengharapan, yang setia pada janji-Nya, dan yang berkuasa atas masa depan.
Oleh: Jennifer Benson Schuldt
Renungkan dan Doakan
Bagaimana Anda dapat terhibur dalam masa penantian, dengan memahami karakter Allah? Apa hubungan antara keraguan dan iman?
Ya Allah, tolong aku untuk percaya kepada-Mu dalam masa penantian. Aku percaya, Engkau bekerja dalam hidupku dan peduli pada keadaanku.
Amin......
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Terkadang Nabi Yeremia disebut sebagai “nabi yang meratap” karena caranya berduka atas umat Israel yang dibawa sebagai tawanan ke Babel. Di Yeremia 13:17, kita membaca: “Jika kamu tidak mau mendengarkannya, aku akan menangis di tempat yang tersembunyi oleh karena kesombonganmu, air mataku akan berlinang-linang, bahkan akan bercucuran, oleh sebab kawanan domba TUHAN diangkut tertawan.” Ayat ini hanyalah salah satu ekspresi sang nabi yang sering menangisi umatnya (lihat juga 9:1,18; 14:17; 31:16). Ratapan 2:11 juga menggambarkan kesedihan Yeremia saat ia melihat kejatuhan Yerusalem. –Bill Crowder
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread/ Biro Infokom HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar