Nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan “hari ini”. –Ibrani 3:13
Baca: Ibrani 3:7-19
Setelah selama seminggu kembali mengalami sakit, saya terhenyak lemas di sofa. Saya tidak ingin memikirkan apa pun. Tidak ingin bicara dengan siapa pun. Saya bahkan tidak dapat berdoa. Perasaan putus asa dan ragu menggayuti saat saya menyalakan televisi dan sebuah iklan muncul. Di sana tampak seorang gadis kecil berkata kepada adik laki-lakinya, “Kamu seorang juara,” katanya. Ia terus mengulangi ucapan yang menguatkan itu sampai adiknya tersenyum, dan saya pun ikut tersenyum.
Sejak awal, umat Allah tidak lepas dari pergumulan dengan perasaan putus asa dan ragu. Dengan mengutip Mazmur 95, yang menegaskan bahwa suara Allah dapat didengar melalui Roh Kudus, penulis Kitab Ibrani memperingatkan umat Allah untuk menghindari kesalahan yang dilakukan bangsa Israel saat mengembara di padang gurun (Ibr. 3:7-11). Ia menulis, “Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari” (ay. 12-13).
Dengan pengharapan bahwa hidup kita aman di dalam Kristus, kita bisa menerima kekuatan penuh yang kita butuhkan untuk dapat bertekun: persekutuan umat percaya yang saling menguatkan (ay. 13). Bila ada orang percaya mengalami kebimbangan, saudara-saudari seimannya dapat memberikan penguatan dan meneguhkannya kembali. Dengan penguatan yang Allah berikan, kita dimampukan untuk saling menguatkan.
Oleh: Xochitl Dixon
Renungkan dan Doakan
Bagaimana Allah pernah memakai perkataan yang menguatkan dari seseorang dalam hidup Anda untuk menghibur dan menyemangati Anda di masa-masa sulit? Bagaimana Anda dapat menyemangati orang lain dengan perkataan Anda hari ini?
Allah Mahakasih, tolonglah aku untuk hidup bagi-Mu dan menyemangati orang lain dalam kasih, dengan perkataan dan perbuatanku.
Amin......
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Karena penganiayaan yang berat, orang-orang percaya yang berlatar belakang Yahudi terdesak untuk kembali menganut agama Yahudi (Ibrani 10:32-39). Untuk mendorong mereka bertahan di dalam iman mereka, penulis Kitab Ibrani meminta mereka untuk memandang Yesus sebagai teladan tertinggi (3:1-6; 12:2-3), dan tidak berlaku seperti nenek moyang mereka yang tidak setia dan gagal memperoleh anugerah masuk ke dalam tanah perjanjian (3:7-11). Dengan penekanan pada “hari ini” (ay. 7,13,15), ia mendorong mereka agar menaati Allah setiap hari dan menolong satu sama lain setiap hari, agar hati mereka tidak menjadi “jahat dan tidak beriman, sehingga . . . berbalik dan menjauhi Allah yang hidup” (ay. 12 BIS) dan akibatnya kehilangan berkat keselamatan (ay. 18). –K.T. SIM
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread/ BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar