Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. –1 Timotius 4:12
Baca: 1 Timotius 4:12-16
Pada tahun 2011, setelah menikah satu dekade tanpa dianugerahi keturunan, saya dan istri memilih untuk memulai hidup baru di negara lain. Meski senang bisa pindah, saya harus melepaskan karier sebagai penyiar. Saya merasa gamang dan meminta nasihat dari teman saya, Liam.
“Aku tidak yakin apa panggilan hidupku sekarang,” kata saya dengan sedih.
“Kau tidak siaran di sini?” tanyanya. Saya menjawab, “Tidak.”
“Lalu, bagaimana dengan pernikahan kalian?”
Terkejut karena ia mengubah topik, saya mengatakan kepada Liam bahwa Merryn dan saya baik-baik saja. Kami menghadapi kekecewaan bersama-sama dan ujian tersebut membuat hubungan kami semakin dekat.
“Kesetiaan adalah inti dari Injil,” kata Liam sambil tersenyum. “Dunia sangat perlu melihat pasangan suami-istri yang setia seperti kalian! Kalian mungkin tidak menyadari dampak yang telah kalian berikan, melebihi apa yang telah kalian lakukan, hanya dengan menjadi diri kalian apa adanya.”
Ketika situasi pelayanan yang sulit membuat Timotius bersedih, Rasul Paulus tidak mengingatkannya kepada target yang harus dicapainya. Sebaliknya, ia mendorong Timotius untuk terus hidup saleh, dengan menjadi teladan melalui perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan, dan kesuciannya (1 Tim. 4:12-13,15). Timotius akan memberikan dampak terbaik bagi orang lain dengan hidup setia.
Mudah menilai hidup kita berdasarkan kesuksesan karier, padahal sebenarnya yang terpenting adalah karakter kita. Saya telah melupakan hal itu. Namun, sebuah ucapan yang mengandung kebenaran, tindakan yang murah hati, bahkan pernikahan yang setia dapat membawa perubahan besar—karena melalui semua itu, Allah dapat menebarkan kebaikan-Nya kepada dunia.
Oleh: Sheridan Voysey
Renungkan dan Doakan
Siapa saja yang telah mempengaruhi hidup Anda, dan kualitas diri apa saja yang mereka miliki? Bagaimana Anda dapat menunjukkan teladan kesetiaan pada hari ini?
Ya Allah, tolonglah aku mengingat bahwa pekerjaan yang kulakukan tidaklah sepenting karakter diriku yang sedang Engkau bentuk. Jadikanlah aku semakin serupa dengan-Mu.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Timotius adalah anak didik Rasul Paulus (1 Timotius 1:2). Sebagai salah seorang rekan pelayanan yang paling dipercaya, Timotius dipanggil Paulus sebagai “anakku yang kekasih dan yang setia dalam Tuhan” (1 Korintus 4:17). Dalam banyak kesempatan, Paulus mengutus Timotius kepada sejumlah jemaat sebagai wakil pribadinya (Kisah Para Rasul 19:22; 1 Korintus 4:17; 16:10-11; Filipi 2:19-23; 1 Tesalonika 3:2-6). Ia meninggalkan Timotius di Efesus, kota perdagangan terkaya di Asia Kecil, untuk menangani berbagai masalah di dalam jemaat kosmopolitan tersebut, termasuk menghadapi guru-guru palsu (1 Timotius 1:3-7) dan ibadah yang tidak tertib (2:8-15), mengangkat penilik jemaat dan diaken, dan menegur mereka yang hidup cinta uang dan tamak (3:1-13).
Dalam 1 Timotius 4, Paulus mendorong Timotius agar hidup sebagai teladan dengan bertumbuh dan maju dalam pelayanan pengajarannya (ay. 15-16). Timotius harus memimpin dengan menjadi “teladan bagi orang-orang percaya” (ay. 12). –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread/ BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar