• Allah yang Mengejar

    Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku. –Mazmur 23:6


    Baca: Mazmur 23


    Beberapa tahun lalu, seorang pria dengan tangan penuh bawaan berjalan sekitar satu blok jauhnya di depan saya. Tiba-tiba ia tersandung dan semua barang bawaannya berserakan. Beberapa orang membantu pria itu berdiri dan menolong mengumpulkan barang-barangnya, tetapi dompetnya ketinggalan. Saya pun memungut dompet itu dan berlari mengejar si pria, ingin mengembalikan benda penting itu kepadanya. Setelah saya berteriak, “Pak, Pak!” akhirnya ia mengalihkan pandangannya ke arah saya. Saat saya menyodorkan dompetnya, pria itu terlihat terkejut, sekaligus lega dan penuh syukur. Saya takkan pernah melupakan ekspresinya saat itu.


    Awalnya saya hanya berjalan mengikuti si pria, tetapi langkah saya kemudian berubah drastis. Sebagian besar terjemahan dari Mazmur 23 menggunakan kata mengikuti pada ayat terakhirnya—”Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku” (ay. 6). Meski kata “mengikuti” memang cocok, kata asli yang digunakan dalam bahasa Ibrani sebenarnya lebih tegas, bahkan agresif. Kata tersebut secara harfiah berarti “memburu atau mengejar”, mirip seekor predator yang memburu mangsanya (bayangkan seekor serigala mengejar domba).


    Kebajikan dan kemurahan Allah tidak mengikuti kita dengan langkah santai, tanpa ketergesa-gesaan. Kita ini dikejar—bahkan diburu—dengan penuh kesungguhan. Sama seperti saya mengejar pria tadi untuk mengembalikan dompetnya, Sang Gembala Baik yang mengasihi kita dengan kasih abadi juga senantiasa mengejar kita (ay. 1,6).


    Oleh: John Blase


    Renungkan dan Doakan

    Percayakah Anda bahwa kebajikan dan kemurahan Allah sungguh-sungguh mengejar Anda? Jika tidak, apakah firman Tuhan tadi dapat meyakinkan Anda pada kesungguhan hati-Nya?


    Ya Gembala yang Baik, terima kasih atas kebajikan dan kemurahan-Mu yang senantiasa mengejarku. 

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...


    WAWASAN

    Meski Mazmur 23 adalah bagian Kitab Suci paling terkenal yang menggunakan gembala sebagai metafora tentang Allah, kiasan itu juga terdapat di sepanjang Alkitab. Dalam Kejadian 48:15, Yakub (Israel) menyebut Allah sebagai gembalanya. Nabi Yesaya berkata, “Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati” (40:11). Gembala Agung itu memiliki nama dan rupa di dalam Yesus Kristus. Yesus berfirman, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya” (Yohanes 10:11). Ibrani 13:20 menyebut Yesus sebagai “Gembala Agung segala domba.” Petrus menyebut-Nya “Gembala Agung” (1 Petrus 5:4), dan Wahyu 7:17 berbunyi, “Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka.” –Arthur Jac.


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 


    Our Daily Bread/ BIRO INFOKOM HKI

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB