Engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang. –Kejadian 32:28
Baca: Kejadian 31:19-21; 32:22-30
Seorang wanita bernama Ekuwa melaporkan benda miliknya yang hilang—sebuah patung pahatan dari kayu yang disembah keluarganya sebagai dewa. Karena yakin telah menemukan benda tersebut, petugas polisi mengundang Ekuwa untuk mengidentifikasinya. “Apakah ini dewa Anda?” tanya mereka. Ekuwa berkata sedih, “Bukan, dewaku jauh lebih besar dan lebih indah daripada itu.”
Sudah sejak lama manusia mencoba memberi wujud bagi konsep mereka tentang sosok ilahi, lalu berharap dewa buatan tangan itu dapat melindungi mereka. Mungkin itu sebabnya Rahel, istri Yakub, “mencuri terafim ayahnya” saat mereka melarikan diri dari Laban (Kej. 31:19). Akan tetapi, meskipun berhala-berhala disembunyikan di kemahnya, Allah tetap melindungi Yakub (ay. 34).
Lalu, dalam perjalanan yang sama, Yakub bergulat dengan “seorang laki-laki” hingga fajar menyingsing (32:24). Yakub pasti tahu bahwa lawannya ini bukan manusia biasa, karena saat fajar tiba ia bersikeras, “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku” (ay. 26). Laki laki itu mengubah nama Yakub menjadi Israel (“bergumul melawan Allah”) lalu memberkatinya (ay. 28-29). Yakub menamakan tempat itu Pniel (“wajah Allah”), dengan alasan, “Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!” (ay. 30).
Allah itu—satu-satunya Allah sejati—jauh lebih besar dan lebih indah daripada apa pun yang pernah dibayangkan Ekuwa. Dia tidak dapat diukir, dicuri, maupun disembunyikan. Namun, seperti yang Yakub pelajari malam itu, kita dapat menghampiri-Nya! Yesus mengajar murid-murid-Nya untuk menyebut Allah, “Bapa kami yang di sorga” (Mat. 6:9).
Oleh: Tim Gustafson
Renungkan dan Doakan
Bagaimana Anda menggambarkan Allah? Mungkinkah gagasan Anda mengenai Allah terlalu terbatas?
Bapa Surgawi, ampunilah aku karena memandang Engkau lebih kecil dan lebih rendah daripada diri-Mu yang sesungguhnya. Tolonglah aku untuk menerima kenyataan yang sebenarnya mengenai diri-Mu.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....
WAWASAN
Rahel mencuri “terafim ayahnya” (Kejadian 31:19). Kata terafim ini dipakai beberapa kali di dalam Perjanjian Lama (lihat Hakim-Hakim 17:5; 18:14; 1 Samuel 15:23; 2 Raja-Raja 23:24), tetapi para ahli Alkitab tidak yakin bagaimana patung atau berhala keluarga itu digunakan. Mungkin berhala itu digunakan untuk berbagai fungsi, dari alat untuk praktik ramalan sampai lambang kedudukan untuk menyatakan siapa ahli waris yang sah dalam sebuah keluarga. Selanjutnya juga tidak jelas mengapa Rahel mencuri terafim ayahnya, karena berhala-berhala itu tidak disebut-sebut lagi dalam kisah Yakub maupun keturunannya. –J.R. Hudberg
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread / GEBADA HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar