Berilah seterumu makan roti . . . Karena engkau akan menimbun bara api di atas kepalanya. –Amsal 25:21-22
Baca: Amsal 25:18-23
Setiap hari Dan dipukuli oleh sipir penjara yang sama. Namun, Dan merasa Tuhan Yesus mendorongnya untuk mengasihi sipir itu. Jadi, suatu pagi, sebelum dipukuli lagi, Dan berkata, “Pak, kalau saya akan bertemu Bapak setiap hari seumur hidup saya, saya harap kita bisa berteman.” Sipir itu berkata, “Tidak. Kita tidak akan pernah menjadi teman.” Akan tetapi, Dan bersikeras dan mengulurkan tangannya.
Sipir itu membeku. Tubuhnya gemetar, lalu ia menggenggam tangan Dan dan tidak melepaskannya. Air mata mengaliri wajahnya. Ia berkata, “Dan, namaku Rosoc. Aku senang menjadi temanmu.” Hari itu sang sipir tidak memukuli Dan, bahkan tidak pernah melakukannya lagi.
Kitab Suci memberi tahu kita, “Jikalau seterumu lapar, berilah dia makan roti, dan jikalau ia dahaga, berilah dia minum air. Karena engkau akan menimbun bara api di atas kepalanya, dan Tuhan akan membalas itu kepadamu” (Ams. 25:21-22). Gambaran “bara api” tersebut mungkin mencerminkan ritual bangsa Mesir yang mengharuskan seorang yang bersalah menunjukkan penyesalannya dengan membawa semangkuk bara api panas di atas kepalanya. Demikian pula kebaikan kita akan membuat wajah musuh kita merah padam karena malu, sehingga mungkin saja mereka dibawa kepada pertobatan.
Siapa yang Anda anggap sebagai musuh? Adakah seseorang yang tidak Anda sukai? Dan mendapati bahwa kebaikan Kristus berkuasa mengubah hati siapa pun—hati musuh dan hatinya sendiri. Kita juga bisa mengalaminya.
Oleh: Mike Wittmer
Renungkan dan Doakan
Tindakan murah hati apa yang dapat Anda lakukan hari ini untuk “menimbun bara api” di atas kepala musuh Anda? Bagaimana Anda akan berdoa secara khusus bagi mereka?
Tuhan Yesus, aku memuji Engkau, sebab kebaikan-Mu membawaku kepada pertobatan dan mengilhamiku untuk rajin berbuat baik kepada musuh-musuhku.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....
WAWASAN
Ayat pertama dari Amsal 25 memberi tahu kita bahwa amsal di pasal 25–29 adalah “amsal-amsal Salomo yang dikumpulkan pegawai-pegawai Hizkia, raja Yehuda.” Anda mungkin ingat bahwa Hizkia adalah raja baik yang berperang melawan penyembahan berhala dan bangsa Asyur serta memimpin rakyatnya untuk mengikut Allah (2 Raja-Raja 18:1-8).
Berbagai bagian dari Kitab Amsal (termasuk bacaan hari ini) biasanya tidak mempunyai tema yang jelas. Amsal-amsal tersebut hanya berupa “kumpulan” kata-kata hikmat yang menuntun hidup kita. Jadi, menarik untuk dicatat bahwa dari lima perkataan bijak dalam 25:18-23, empat di antaranya memperingatkan akibat buruk dari perilaku yang tidak bijaksana (ay. 18,19,20,23). Perbuatan-perbuatan jahat seperti itu kemungkinan besar akan menciptakan permusuhan. Kata-kata bijak di ayat 21-22 sangat kontras dengan peringatan terhadap tindakan yang tidak bijak (atau jahat). –Tim Gustafson
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread / GEBADA HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar