• Sauh Pengharapan Kita

    Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita. –Ibrani 6:19


    Baca: Ibrani 6:16-20


    Saya mengangkat sebuah gambar yang memperlihatkan orang-orang yang tidur di bawah lembaran karton pada gang remang-remang. Lalu saya bertanya kepada murid-murid kelas enam di sekolah Minggu, “Apa yang mereka butuhkan?” “Makanan,” jawab seorang murid. “Uang,” kata yang lain. “Tempat berlindung,” kata seorang anak laki-laki. Lalu seorang gadis berkata: “Harapan.”


    “Harapan berarti menanti-nantikan terjadinya hal-hal baik,” gadis itu menjelaskan. Sungguh menarik bahwa ia berbicara tentang “menanti-nantikan” hal-hal baik ketika, karena dengan tantangan-tantangan yang ada, mudah sekali bagi kita untuk tidak lagi menanti-nantikan hal-hal baik terjadi dalam hidup ini. Kendati demikian, Alkitab berbicara tentang harapan seperti yang dikemukakan murid saya tadi. Jika “iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan” (Ibr. 11:1), kita yang beriman kepada Yesus dapat menanti-nantikan hal-hal baik untuk terjadi.


    Apa kebaikan utama yang dapat dinanti-nantikan oleh orang percaya dengan penuh keyakinan? Itulah “janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya” (4:1). Bagi orang percaya, perhentian Allah mencakup damai sejahtera-Nya, kepastian keselamatan, kekuatan-Nya yang menopang, dan jaminan kediaman surgawi di masa depan. Jaminan Allah dan keselamatan yang diberikan Tuhan Yesus adalah alasan mengapa pengharapan dapat menjadi sauh yang menjaga kita tetap aman pada saat dibutuhkan (6:18-20). Dunia juga sangat membutuhkan pengharapan: kepastian yang benar dan pasti dari Allah, bahwa dalam masa-masa yang baik maupun tidak baik, Dialah penentu segalanya yang tidak akan mengecewakan kita. Saat kita percaya kepada-Nya, kita tahu bahwa Dia akan menjadikan segalanya baik bagi kita pada waktu-Nya.


    Oleh: Karen Huang


    Renungkan dan Doakan

    Bagaimana Alkitab memberikan penguatan serta harapan dan keyakinan bagi Anda? Hal-hal apa saja yang dapat Anda syukuri di hadapan Allah?


    Ya Allah, aku tahu pengharapanku di dalam Engkau teguh dan aman, bukan karena imanku kuat, melainkan karena Engkau setia melakukan apa yang telah Engkau janjikan.

    Amin.....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....


    WAWASAN

    Identitas penulis Kitab Ibrani yang sebenarnya tidak pernah terungkap. Para ahli berpendapat bahwa penulisnya bisa jadi Paulus, atau bahkan Barnabas, Lukas, Klemens, atau Apolos. Hal itu tidak menjadi masalah, karena penulisnya jelas memahami bahwa para pembacanya perlu bertekun menghadapi beragam pencobaan dan penganiayaan. Sepanjang kitab itu, para pembaca didorong untuk bertahan dan berpegang teguh kepada Kristus (2:1-4; 3:7–4:13; 5:11–6:2). Kemudian, di 10:39, mereka diingatkan bahwa sebagai umat percaya, mereka “bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan beroleh hidup.” Kemudian di pasal 11, yang dikenal sebagai “Galeri Saksi-Saksi Iman,” penulis memuji tokoh-tokoh Alkitab, laki-laki dan perempuan, yang telah hidup dengan iman, bahkan ada yang mati karenanya. Karena kesaksian dan teladan mereka, orang percaya diingatkan untuk “berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi [mereka]” (12:1). Ia pun meneguhkan mereka dengan janji Allah: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau" (13:5). –Alyson Kieda


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 


    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB