Aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadap diriku. –Mazmur 66:16
Baca: Mazmur 66:5-12, 16-20
Salah satu bagian dari ibadah di gereja kami adalah ruang kesaksian, yaitu waktu bagi jemaat bersaksi tentang karya Allah dalam hidup mereka. Seorang anggota jemaat yang akrab dipanggil Tante Langford selalu mengisi kesaksiannya dengan puji-pujian. Ketika ia menceritakan kisah pertobatan pribadinya, dapat dipastikan ia akan menyita sebagian besar waktu ibadah. Hatinya begitu meluap-luap dengan pujian kepada Allah yang telah mengubah hidupnya!
Demikian pula kesaksian penulis Mazmur 66 dipenuhi dengan puji-pujian ketika ia menceritakan apa yang telah Allah perbuat bagi umat-Nya. “Pergilah dan lihatlah pekerjaan-pekerjaan Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia” (ay. 5). Perbuatan Allah mencakup karya penyelamatan-Nya yang ajaib (ay. 6), pemeliharaan-Nya (ay. 9), serta ujian dan pendisiplinan-Nya yang membawa umat-Nya ke tempat yang lebih baik (ay. 10-12). Meski ada dari pengalaman kita bersama Allah yang mungkin sama dengan yang dialami saudara-saudari seiman lainnya, ada pula hal-hal unik yang kita alami dalam perjalanan pribadi kita dengan Tuhan.
Adakah masa-masa dalam hidup Anda ketika Allah menyatakan diri-Nya secara khusus kepada Anda? Pengalaman tersebut layak untuk diceritakan kepada orang lain yang mungkin butuh untuk mendengar bagaimana Allah telah berkarya dalam hidup Anda. “Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takut akan Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadap diriku” (ay. 16).
Oleh: Arthur Jackson
Renungkan dan Doakan
Bagaimana Anda dapat lebih siap menceritakan kebaikan Allah kepada orang lain? Bagaimana Anda terdorong untuk semakin mempercayai Allah, ketika mendengar kesaksian orang lain tentang perbuatan-Nya yang luar biasa dalam hidupnya?
Ya Bapa, aku bersukacita atas berbagai bentuk kebaikan-Mu kepadaku. Tolonglah aku untuk senang menceritakannya kepada orang lain.
Amin...
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Mazmur 66 adalah nyanyian yang memuji Allah karena telah membebaskan umat-Nya dari ancaman musuh. Meski situasi dan nama penulisnya tidak disebutkan, sejumlah ahli Alkitab berpendapat bahwa Raja Hizkia menuliskan lagu ucapan syukur ini setelah Allah secara ajaib mengalahkan bangsa Asyur sebagai tanggapan atas doa memohon pembebasan yang dinaikkan sang raja (2 Tawarikh 32:1-22; Yesaya 36–37). Korban bakaran dari domba-domba jantan, lembu-lembu, dan kambing-kambing jantan (Mazmur 66:15) adalah jenis hewan yang biasa dipersembahkan seorang raja bagi Allah (lihat 2 Tawarikh 30:24). Sang pemazmur mengingat pembebasan ajaib dalam sejarah mereka—bagaimana Allah memimpin mereka keluar dari Mesir, menyeberangi Laut Merah, melewati padang gurun, dan masuk ke dalam tanah perjanjian (Mazmur 66:1-12). Bagian kedua dari nyanyian ini berisi ucapan syukur pribadi kepada Allah karena telah menjawab doa-doanya (ay. 13-20). Pemazmur berbicara tentang syarat penting bagi sebuah doa untuk dijawab: “Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar” (ay. 18). –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar