Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. –Matius 5:44
Baca: Matius 5:43-48
Meski Perang Saudara Amerika Serikat telah menimbulkan banyak kepahitan, Presiden Abraham Lincoln merasa perlu mengucapkan kata-kata yang baik tentang pihak Konfederasi Selatan yang kalah perang. Seseorang yang terkejut mendengarnya lalu bertanya bagaimana mungkin beliau melakukan hal itu. Lincoln menjawab, “Nyonya, tidakkah aku telah menghancurkan permusuhan ketika aku menjadikan mereka sahabatku?” Saat merenungkan kata-kata tersebut seabad kemudian, Martin Luther King Jr. berkata, “Itulah kekuatan kasih yang membawa penebusan.”
King merenungkan pengajaran Yesus yang memanggil murid-murid-Nya untuk mengasihi musuh-musuh mereka. Ia menekankan bahwa mungkin sulit bagi orang percaya untuk mengasihi para penganiaya mereka, tetapi kasih seperti itu akan bertumbuh lewat “penyerahan diri yang utuh dan terus-menerus kepada Allah.” “Saat kita mengasihi seperti ini,” lanjut King, “kita akan mengenal Allah dan mengalami keindahan kekudusan-Nya.”
King merujuk pada Khotbah di Bukit ketika Yesus berkata, “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga” (Mat. 5:44-45). Nasihat Yesus berlawanan dengan prinsip umum yang memerintahkan orang untuk mengasihi sesama tetapi membenci musuh-musuh mereka. Sebaliknya, Allah Bapa memberi kuasa kepada anak-anak-Nya untuk mengasihi orang-orang yang menentang mereka.
Meski rasanya mustahil kita dapat mengasihi musuh, saat kita berharap kepada pertolongan Allah, Dia akan menjawab doa-doa kita. Dia akan memberi kita keberanian untuk melakukan tindakan yang radikal ini, karena Yesus telah berfirman, “bagi Allah segala sesuatu mungkin” (19:26).
Oleh: Amy Boucher Pye
Renungkan dan Doakan
Siapa yang Anda anggap sebagai musuh Anda? Jika Anda merasa sulit untuk mengasihi mereka yang menentang Anda, maukah Anda membawa pergumulan itu kepada Allah?
Allah Mahakasih, Engkau telah menjadikan diriku, dan juga mereka yang menyakitiku, menurut gambar dan rupa-Mu. Tolonglah aku untuk melihat mereka dengan mata-Mu.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....
WAWASAN
Dalam Khotbah di Bukit (Matius 5–7), Yesus secara radikal mendefinisikan ulang apa yang dipahami umat sebagai tanggung jawab mereka terhadap hukum Musa. Kristus berkata bahwa Dia tidak datang untuk meniadakan hukum melainkan untuk menggenapinya. Kemudian Dia memperkenalkan enam topik—pembunuhan, perzinaan, perceraian, sumpah, pembalasan, dan kasih terhadap musuh—dengan frasa “kamu telah mendengar firman” yang diikuti “tetapi Aku berkata kepadamu.” Yang menarik, hanya sebagian saja dari penjelasan Yesus mengenai “kamu telah mendengar” itu yang memang tercatat dalam Perjanjian Lama. Besar kemungkinan bagian-bagian yang lain berasal dari Mishnah, tradisi dan interpretasi orang Farisi yang menambahkan berbagai larangan bagi umat dan kemudian dianggap setara dengan hukum Musa. Apa yang Kristus lakukan sedikit banyak berhasil melucuti pengaruh interpretasi orang Farisi dan kembali kepada inti dari hukum sebagaimana yang Allah kehendaki. –J.R. Hudberg
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar