• Memakai yang Sudah Allah Sediakan

    Tuhan berfirman kepada Musa: “Apakah yang di tanganmu itu?” –Keluaran 4:2


    Baca: Keluaran 4:1-5


    Gedung balai kota di Brisbane, Australia, adalah proyek mengagumkan yang dibangun pada dekade 1920-an. Tangga marmernya yang berwarna putih menggunakan bahan yang sama seperti yang dipakai Michelangelo untuk membuat patung David. Menaranya mencerminkan Basilika Santo Markus di Venesia, dan kubah tembaganya adalah yang terbesar di belahan bumi bagian selatan. Awalnya pihak pembangun berniat menaruh patung Malaikat Kedamaian berukuran raksasa sebagai hiasan di puncaknya, tetapi mereka kehabisan dana. Seorang tukang pipa bernama Fred Johnson mempunyai ide brilian. Ia menggunakan tangki toilet, tiang lampu yang sudah usang, dan potongan-potongan logam bekas untuk membuat bola ikonik yang hingga kini telah menghiasi menara tersebut selama hampir seratus tahun.


    Seperti Fred Johnson menggunakan apa yang ia miliki, kita pun dapat turut serta dalam karya Allah dengan apa pun yang kita miliki—besar atau kecil. Ketika Allah memerintahkan Musa untuk membawa bangsa lsrael keluar dari Mesir, Musa menolak keras: “Bagaimana jika mereka . . . tidak mendengarkan perkataanku?” (Kel. 4:1). Allah menjawab dengan pertanyaan sederhana: “Apakah yang di tanganmu itu?” (ay. 2). Musa sedang memegang sebatang tongkat sederhana. Allah pun memerintahkan Musa untuk melemparkan tongkat itu ke tanah, “maka tongkat itu menjadi ular” (ay. 3 ). Lalu Dia memerintahkan Musa untuk mengambil ular itu, dan ular tersebut berubah lagi menjadi tongkat. Allah menjelaskan bahwa yang perlu Musa lakukan hanyalah membawa tongkat itu dan mempercayai Allah yang akan bekerja selanjutnya. Yang luar biasa, Dia kemudian menggunakan tongkat di tangan Musa tadi untuk melepaskan Israel dari cengkeraman Mesir (7:10-12; 17:5-7).


    Apa yang kita miliki mungkin tampak tidak cukup berarti bagi kita, tetapi bersama Allah, apa pun yang kita miliki sangat cukup. Dia sanggup memakai milik kita yang biasa-biasa saja untuk menggenapi karya-Nya.


    Oleh: Winn Collier


    Renungkan dan Doakan

    Hal sederhana apa yang dapat Anda pakai untuk Allah? Mengapa penting bagi Anda untuk mempercayakan hal itu kepada-Nya?


    Bapa yang baik, kuserahkan apa yang kupunya kepada-Mu.

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....


    WAWASAN

    Dalam Keluaran 3–4, kemanusiaan Musa tampak jelas. Sang nabi agung juga adalah manusia biasa yang perasaannya dapat kita selami. Karena takut, ia menolak untuk menerima amanat Allah untuk memimpin umat-Nya keluar dari perbudakan. Hal ini terjadi sekalipun Allah sudah melakukan mujizat-mujizat di hadapan Musa—semak yang tidak dimakan api (3:1-3) dan tongkatnya yang berubah menjadi ular (4:3). Ketika tongkat Musa menjadi seekor ular, ia bereaksi seperti orang pada umumnya: “ia lari meninggalkannya” (ay. 3). Namun kemudian, ia menunjukkan keberanian dan iman dengan memegang ekor ular tersebut (ay. 4). Cara paling aman untuk memegang ular beracun dan mencegahnya menyerang kita (tetapi harap jangan dilakukan!) adalah dari belakang kepalanya. Kuasanya tidak terletak pada tongkat Musa atau diri Musa itu sendiri, melainkan pada Allah Israel, yang kekuatan-Nya tidak tertandingi oleh dewa-dewa Mesir, termasuk sang ular. –Tim Gustafson


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 


    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB