Mereka tidak mendapat alasan apa pun atau sesuatu kesalahan, sebab Daniel setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya. –Daniel 6:5
Baca: Daniel 6:2-11
Para ilmuwan dari sebuah universitas di California melakukan percobaan tes usap molekuler untuk meneliti sifat-sifat dan kebiasaan hidup para pengguna ponsel. Yang mereka temukan antara lain adalah sabun, losion, sampo, dan riasan yang digunakan para pengguna ponsel; jenis makanan, minuman, dan obat-obatan yang mereka konsumsi; serta jenis pakaian yang mereka kenakan. Studi tersebut memungkinkan para peneliti untuk membuat profil gaya hidup setiap orang.
Para pejabat di Babel meneliti kehidupan Daniel sedemikian rupa dalam upaya untuk menemukan sifat atau kebiasaan hidupnya yang negatif. Namun, Daniel telah melayani kerajaan itu dengan loyal selama hampir 70 tahun, dan ia dikenal sebagai orang yang “setia dan tidak ada . . . kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya” (Dan. 6:5). Raja Darius bahkan mengangkat Daniel menjadi “salah satu dari ketiga [pejabat tinggi]” (ay. 2-3). Mungkin karena iri hati, pejabat-pejabat lain berusaha mencari-cari kesalahan dalam diri Daniel supaya mereka dapat menyingkirkannya. Namun, Daniel tetap menjaga integritasnya, dan terus melayani serta berdoa kepada Allah, “seperti yang biasa dilakukannya” (ay. 11 ). Pada akhirnya, Daniel berhasil menjalankan perannya (ay. 29).
Kehidupan kita meninggalkan jejak-jejak nyata yang menunjukkan siapa diri kita dan siapa yang kita wakili. Meski tidak selalu mudah dan diri kita pun tidak sempurna, biarlah ketika orang-orang meneliti kehidupan kita, mereka menemukan jejak-jejak nyata dari integritas dan pengabdian kita kepada Yesus seturut pimpinan-Nya atas hidup kita.
Oleh: Marvin Williams
Renungkan dan Doakan
Bagaimana kehidupan Anda menunjukkan kepada orang lain jejak-jejak kehadiran Allah? Adakah yang perlu Anda ubah, agar hidup Anda dapat mewakili Dia dengan lebih baik?
Bapa Surgawi, tolonglah aku untuk mewakili Engkau dengan baik lewat perkataan dan perbuatanku.
WAWASAN
Sungguh mengagumkan memikirkan bahwa karakter Daniel sangat mulia sehingga satu-satunya cara bagi musuh-musuhnya untuk menyerangnya adalah melalui keyakinannya. Mereka menyadari bahwa ia tidak akan pernah mengorbankan hubungannya dengan Allah atau mengesampingkan prioritas doanya. Rasul Paulus pun menempatkan doa sebagai hal yang utama, dan ia sering kali menyampaikan kepada penerima suratnya bahwa ia selalu mendoakan mereka: “Aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku” (Efesus 1:16). Yang paling penting, Yesus sendiri secara konsisten berkomunikasi dengan Bapa-Nya melalui doa (Lukas 5:16). –Bill Crowder
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar