Kamu harus bersukaria di hadapan Tuhan, Allahmu, tujuh hari lamanya. –Imamat 23:40
Baca: Imamat 23:33-43
Kami berkemah di bawah bintang-bintang, tanpa ada sesuatu pun di antara kami dan langit Afrika Barat yang tak berujung. Kami tidak butuh tenda pada musim kemarau seperti saat itu. Yang harus ada adalah api unggun. “Jangan biarkan apinya padam,” kata Ayah sambil menusuk-nusuk kayu bakarnya dengan tongkat. Api akan membuat satwa liar tidak berani mendekat. Makhluk ciptaan Allah memang luar biasa, tetapi tentu tidak ada yang mau macan tutul atau ular berkeliaran di sekitar perkemahan.
Ayah saya melayani sebagai misionaris di Ghana Utara, dan ia senang menjadikan momen apa pun sebagai kesempatan untuk mengajar kami. Tidak terkecuali saat berkemah.
Allah juga memakai perkemahan untuk mengajar umat-Nya. Setahun sekali, selama seminggu penuh, orang Israel harus tinggal dalam semacam kemah yang terbuat dari “pelepah-pelepah pohon-pohon korma, ranting-ranting dari pohon-pohon yang rimbun dan dari pohon-pohon gandarusa” (Im. 23:40). Tujuannya ada dua. Allah berfirman kepada mereka: “Setiap orang asli di Israel haruslah tinggal di dalam pondok-pondok daun, supaya diketahui oleh keturunanmu, bahwa Aku telah menyuruh orang Israel tinggal di dalam pondok-pondok selama Aku menuntun mereka sesudah keluar dari tanah Mesir” (ay. 42-43). Selain itu, mereka juga harus mengadakan perayaan yang meriah. “Kamu harus bersukaria di hadapan Tuhan, Allahmu, tujuh hari lamanya” ( ay. 40).
Berkemah mungkin bukan gagasan yang menyenangkan bagi Anda, tetapi Allah menetapkan bangsa Israel untuk berkemah selama satu minggu penuh sebagai cara yang menyenangkan bagi mereka untuk mengingat kebaikan-Nya. Kita mudah sekali melupakan makna utama dari perayaan-perayaan kita. Perayaan seperti itu dapat menjadi pengingat yang menyenangkan tentang karakter Allah kita yang pengasih. Dialah sumber kesenangan kita.
Oleh: Tim Gustafson
Renungkan dan Doakan
Apa hari raya favorit Anda, dan mengapa Anda menyukainya? Bagaimana perayaannya mengingatkan Anda pada kebaikan Allah?
Ya Bapa, terima kasih atas kesenangan yang Engkau berikan lewat karya ciptaan-Mu dan beragam perayaan yang Engkau tetapkan.
Amin...
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu......
WAWASAN
Perayaan Hari Raya Pondok Daun (Imamat 23:33-43) mungkin terasa aneh bagi pembaca modern. Namun, bagi orang Israel, membangun tempat perteduhan di tempat terbuka dengan hanya dedaunan dan daun palem sebagai atapnya merupakan ekspresi kepercayaan kepada Allah yang dirayakan dalam hari raya tersebut. Ini merupakan pengakuan eksplisit yang menyatakan bahwa Allah adalah pelindung yang cukup bagi umat-Nya.
Dalam Zakharia 14, setelah Allah menegaskan akan bertindak keras terhadap bangsa-bangsa yang menentang Dia dan umat-Nya, Dia berkata bahwa bukti berbaliknya mereka kepada-Nya adalah keterlibatan mereka dalam merayakan Hari Raya Pondok Daun (ay. 16-19). Dengan merayakannya bersama Israel, mereka akan menunjukkan bahwa Allah juga cukup sebagai tempat berlindung bagi mereka. –Jed Ostoich
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar