Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati. –1 Samuel 16:7
Baca: 1 Samuel 16:4-12
Untuk mengurangi sampah makanan, sebuah jaringan supermarket di Singapura menjual buah-buahan dan sayuran yang agak lecet dengan harga lebih murah. Dalam setahun, prakarsa ini menghemat lebih dari 770.000 kilogram buah dan sayur yang sebelumnya pasti dibuang karena tidak memenuhi standar estetika. Para pembeli juga tahu bahwa penampilan luar—lecet tergores dan bentuk yang tidak lazim—tidak mempengaruhi rasa dan nilai nutrisi. Apa yang terlihat dari luar tidak selalu menentukan apa yang terkandung di dalamnya.
Nabi Samuel menarik pelajaran serupa ketika Allah mengutusnya untuk mengurapi raja Israel berikutnya (1 Sam. 16:1). Ketika ia melihat Eliab, anak sulung Isai, Samuel berpikir itulah orang yang dipilih Allah. Akan tetapi, Allah berkata: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi. . . . Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati” (ay. 7). Dari delapan putra Isai, Allah memilih yang bungsu, Daud—yang sedang menggembalakan kambing domba ayahnya (ay. 11)—untuk menjadi raja berikutnya.
Allah lebih peduli dengan hati kita ketimbang penampilan dan pencapaian kita—latar belakang pendidikan, jumlah penghasilan, atau kesibukan pelayanan kita. Yesus mengajar murid-murid-Nya untuk sungguh-sungguh memurnikan hati mereka dari keegoisan dan pikiran-pikiran jahat, karena “apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya” (Mrk. 7:20). Sama seperti Samuel belajar untuk tidak menilai menurut apa yang kelihatan, dengan pertolongan Allah, kiranya kita juga menyelidiki pikiran dan maksud hati kita dalam segala sesuatu yang kita lakukan.
Oleh: Jasmine Goh
Renungkan dan Doakan
Pernahkah Anda melakukan sesuatu yang baik dengan motivasi yang keliru? Bagaimana Anda dapat memastikan kemurnian motivasi hati Anda?
Ya Allah, tolonglah aku untuk melakukan apa yang memuliakan nama-Mu.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....
WAWASAN
Ketika Daud dipilih untuk menggantikan Saul sebagai raja Israel (1 Samuel 16:8-12), hal itu terjadi karena Allah melihat hati Daud yang condong kepada-Nya. Daud jauh dari sempurna, karena Kitab Suci menggambarkan kegagalannya dengan sangat jelas. Namun, ia mempunyai kerinduan yang terus-menerus untuk menjaga kemurnian hatinya di hadapan Allah, sebagaimana diungkapkan dalam Mazmur 139:23-24: “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” –Bill Crowder
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar