Sekalipun engkau mencuci dirimu . . . , namun noda kesalahanmu tetap ada di depan mata-Ku, demikianlah firman Tuhan Allah. –Yeremia 2:22
Baca: Yeremia 2:1-5, 21-22
“Yang benar saja?!” saya berseru, sambil mengaduk-aduk mesin pengering untuk mencari kemeja saya. Saya menemukannya . . . dan juga sesuatu yang lain.
Ada noda tinta pada kemeja putih saya. Bahkan, kemeja itu tampak seperti kulit macan tutul: noda tinta ada di mana-mana. Sudah pasti saya lalai memeriksa kantong-kantongnya, dan pulpen yang bocor telah menodai semua pakaian di dalam mesin cuci.
Kitab Suci sering kali memakai kata noda untuk menggambarkan dosa. Suatu noda terserap ke dalam bahan pakaian dan kemudian merusaknya. Begitulah juga cara Allah menggambarkan dosa, dan dalam firman-Nya melalui Nabi Yeremia, Dia mengingatkan umat-Nya bahwa mereka tidak akan sanggup menghapus noda dosa: “Sekalipun engkau mencuci dirimu dengan air abu, dan dengan banyak sabun, namun noda kesalahanmu tetap ada di depan mata-Ku” (Yer. 2:22).
Syukurlah, noda dosa tidak menetap. Di Yesaya 1:18, kita mendengar janji Allah bahwa Dia sanggup membersihkan kita dari noda tersebut: “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.”
Saya tidak dapat membersihkan noda tinta pada kemeja saya. Saya juga tidak dapat menghapus noda dosa dalam hidup saya. Syukurlah, Allah menyucikan kita di dalam Kristus, seperti yang dijanjikan di 1 Yohanes 1:9: “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”
Oleh: Adam R. Holz
Renungkan dan Doakan
Apa yang Anda alami, saat dosa Anda diampuni dan hidup Anda disucikan Allah? “Noda” apa yang masih perlu Anda bawa untuk dibersihkan-Nya?
Ya Bapa, tolonglah aku untuk memegang erat janji bahwa di dalam Kristus ada pengampunan dan penyucian, yang membasuhku hingga seputih salju di hadapan-Mu.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Dalam Yeremia 2, Allah membandingkan diri-Nya dengan seorang petani yang dengan saksama menumbuhkan umat-Nya “sebagai pokok anggur pilihan, sebagai benih yang sungguh murni” (ay. 21). Namun, entah kenapa, mereka telah berubah menjadi “pohon berbau busuk, pohon anggur liar” (ay. 21). Di bagian lain dalam Kitab Suci, metafora yang sama mengenai pokok anggur juga digunakan untuk umat Allah (Yesaya 5:1-3; Yehezkiel 17:5-10; Hosea 10:1). Yesus kembali menggunakan gambaran ini ketika Dia berkata, “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya” (Yohanes 15:1). Dia mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa mereka “memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu” (ay. 3), tetapi Dia mendesak mereka untuk tetap tinggal di dalam Dia dan “berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (ay. 5). –Monica La Rose
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar