Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. –1 Yohanes 4:19
Baca: 1 Yohanes 4:7-12, 19-21
Ketika Elsie menderita kanker, ia sudah siap pulang ke surga untuk bertemu dengan Yesus. Namun, Elsie kemudian sembuh, tetapi penyakit itu membuatnya tidak lagi bisa berjalan dan ia pun bertanya-tanya mengapa Allah menyelamatkan nyawanya. Ia bertanya kepada Tuhan, “Kebaikan apa yang dapat kulakukan? Aku tidak punya banyak uang atau keterampilan, dan aku juga tidak bisa berjalan. Bagaimana aku bisa berguna bagi-Mu?”
Kemudian Elsie menemukan cara-cara kecil dan sederhana untuk melayani orang lain, terutama para asisten rumah tangga yang adalah pekerja migran. Ia membelikan mereka makanan atau memberi mereka sedikit uang setiap kali bertemu dengan mereka. Uang pemberiannya memang kecil, tetapi sangat membantu memenuhi kebutuhan para pekerja itu. Saat melakukan itu semua, Elsie mengalami bagaimana Allah menyediakan kebutuhannya sendiri: teman-teman dan kerabat memberinya sejumlah hadiah dan uang, dan itulah yang ia pakai untuk memberkati orang lain.
Saat Elsie menceritakan kisahnya, saya pun terpikir bahwa sebenarnya ia sedang mempraktikkan perintah untuk saling mengasihi di 1 Yohanes 4:19: “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita” serta kebenaran dalam Kisah Para Rasul 20:35, yang mengingatkan kita bahwa “lebih berbahagia memberi dari pada menerima.”
Elsie memberi karena ia telah menerima, dan kemudian dikuatkan oleh tindakannya itu. Yang dibutuhkan darinya hanyalah hati yang penuh kasih dan rasa syukur, serta kesediaan untuk membagikan apa yang ia miliki. Miliknya itu juga dilipatgandakan Allah dalam siklus memberi dan menerima yang indah. Marilah memohon kepada Allah agar Dia memberi kita hati yang penuh syukur dan rela memberi seturut dengan pimpinan-Nya!
Oleh: Leslie Koh
Renungkan dan Doakan
Apa yang telah Anda terima dari Allah? Bagaimana Anda dapat menguatkan seseorang dengan cara yang sederhana tetapi penuh arti hari ini?
Ya Bapa, terima kasih atas segala pemberian-Mu dalam hidupku. Berilah aku hati yang mengasihi sesama, sebagaimana Engkau telah mengasihiku.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Yohanes, “murid yang dikasihi Yesus” (Yohanes 13:23; 19:26; 20:2; 21:7,20), menulis Injil keempat untuk menunjukkan kepada kita bahwa karena kasih-Nya yang besar, Allah memberikan Anak-Nya untuk mati demi dosa-dosa kita dan memberi kita hidup yang kekal (3:15-18,36). Hidup baru ini bercirikan kasih (13:34-35). Bertahun-tahun kemudian, Yohanes yang sama menulis suratnya yang pertama, dan ia mengingatkan orang percaya bahwa “Allah adalah kasih” (1 Yohanes 4:8). Dalam gaya bahasa yang mengingatkan kita pada Yohanes 3:16-17, ia mengatakan: “Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. . . . [Dialah] pendamaian bagi dosa-dosa kita” (1 Yohanes 4:9-10). Yohanes mendorong orang-orang percaya untuk mewujudnyatakan kasih ini: “Jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi” (ay. 11). Kasih Allah memerintahkan dan mendorong kita untuk mengasihi sesama (ay. 19-21). –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar