Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara engkau! –Mazmur 55:23
Baca: Mazmur 55:16-23
Bertahun-tahun lamanya seorang ibu berdoa sambil membantu putrinya yang telah dewasa menjalani pengobatan dan konseling terbaik yang bisa diterimanya. Kondisi kesehatan sang putri yang naik-turun secara ekstrem senantiasa membebani hati ibunya hari lepas hari. Karena sering merasa energinya terkuras oleh kesedihan hatinya, sang ibu menyadari bahwa ia juga harus merawat dirinya. Seorang kawan menyarankan agar ia menuliskan segala kekhawatirannya dan hal-hal yang tidak dapat ia kendalikan ke dalam kertas-kertas kecil, lalu meletakkan semuanya itu di sebuah “piring Allah” di samping tempat tidurnya. Praktik sederhana ini memang tidak melenyapkan seluruh stres yang dihadapinya, tetapi melihat piring itu mengingatkan sang ibu bahwa semua kekhawatirannya ada di tangan Allah, bukan di tangannya.
Boleh dibilang, banyak mazmur yang ditulis Daud adalah caranya untuk menuliskan beragam kekhawatirannya dan meletakkannya di piring Allah (Mzm. 55:2, 17-18). Ada kemungkinan bahwa mazmur itu menggambarkan usaha kudeta yang dilakukan putranya, Absalom, dan Ahitofel, “orang kepercayaan” Daud, telah mengkhianatinya dan terlibat dalam persekongkolan untuk membunuhnya (2 Sam. 15-16). Jadi, “di waktu petang, pagi dan tengah hari [Daud] cemas dan menangis,” dan Allah mendengar doanya (Mzm. 55:2-3, 17-18). Daud memilih untuk menyerahkan “kuatir[nya] kepada Tuhan” dan mengalami pemeliharaan-Nya (ay. 23).
Kita dapat jujur mengakui bahwa kekhawatiran dan ketakutan mempengaruhi kita semua. Kita bahkan mungkin berpikir seperti Daud: “Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan terbang dan mencari tempat yang tenang” (ay. 7). Namun, Allah itu dekat dan satu-satunya yang berkuasa mengubah situasi Anda. Letakkanlah semuanya di piring-Nya.
Oleh: Anne Cetas
Renungkan dan Doakan
Di mana Anda meletakkan kekhawatiran Anda—di piring Allah atau di piring Anda? Apa yang dapat Anda serahkan kepada-Nya saat ini?
Ya Allah, hatiku sering dipenuhi kekhawatiran. Kuserahkan semua itu kepada-Mu, dengan mengosongkan piringku dan mengisi piring-Mu.
Amin.....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Daud mengungkapkan kesedihan mendalam dan tekanan emosional yang dialaminya akibat serangan keji seseorang—bukan dari musuh, melainkan dari “orang yang dekat dengan aku, temanku dan orang kepercayaanku: kami yang bersama-sama bergaul dengan baik” (Mazmur 55:14-15). Sejumlah ahli menyatakan bahwa orang kepercayaan itu kemungkinan adalah Ahitofel, penasihat Daud yang berkhianat dengan menasihati dan mendukung Absalom, anak Daud, untuk merebut takhta, mengejar, dan membunuh sang ayah.
Awalnya, Daud sang pemazmur melukiskan dirinya sebagai seekor merpati yang ingin melarikan diri dan menyepi dari konflik demi mencari ketenangan dan keamanan di padang gurun (Mazmur 55:7-9). Namun, akhirnya ia menemukan pemeliharaan dan perteduhan di dalam Allah saja. Daud mengajar kita, “Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah” (ay. 23; lihat 1 Petrus 5:7). Pengkhianatan Ahitofel terhadap Daud sering dilihat para ahli sebagai bayangan dari pengkhianatan Yudas terhadap Yesus (Lukas 22:47-48), dengan kedua pengkhianat tersebut memilih untuk mati gantung diri (2 Samuel 17:23; Matius 27:5).
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar