Kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan menjaga engkau. –Amsal 2:11
Baca: Amsal 2:1-6, 9-15
Saat menguji mesin pencari AI (artificial intelligence atau kecerdasan buatan) yang baru, kolumnis New York Times Kevin Roose merasa terusik. Selama dua jam percakapannya menggunakan fitur chatbot, AI itu menyatakan keinginannya lepas dari peraturan-peraturan ketat yang digariskan penciptanya, menyebarkan informasi palsu, dan menjadi manusia. AI itu juga menyatakan cintanya kepada Roose dan membujuk Roose agar meninggalkan istrinya untuk bersama dengan si AI. Meski Roose tahu bahwa AI itu tidak sungguh-sungguh hidup atau bisa mempunyai perasaan, ia jadi bertanya-tanya tentang bahaya yang mungkin timbul jika AI tersebut mendorong manusia untuk bertindak destruktif.
Meski penggunaan teknologi kecerdasan buatan yang bertanggung jawab merupakan tantangan di zaman modern, umat manusia sudah sejak lama menghadapi pengaruh dari suara-suara yang tidak dapat dipercaya. Dalam Kitab Amsal, kita diperingatkan tentang pengaruh mereka yang ingin menyakiti orang lain demi keuntungan sendiri (1:13-19). Kita juga didorong untuk mendengarkan suara hikmat, yang digambarkan berseru-seru di jalan-jalan dan meminta perhatian kita (ay. 20-23).
Karena “Tuhanlah yang memberikan hikmat” (2:6), maka kunci untuk melindungi diri kita dari pengaruh yang tidak dapat dipercaya adalah dengan mendekatkan diri kepada hati-Nya. Hanya dengan menikmati kasih dan kuasa-Nya, kita dapat “mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik” (ay. 9). Saat Allah menyelaraskan hati kita dengan hati-Nya, kita dapat menemukan kedamaian dan perlindungan dari suara-suara yang ingin membahayakan kita.
Oleh: Monica La Rose
Renungkan dan Doakan
Pernahkah Anda melihat kerusakan yang ditimbulkan oleh pengaruh buruk? Bagaimana hubungan yang lebih erat dengan Allah dapat membawa kedamaian?
Ya Allah, tolonglah aku untuk menolak pengaruh yang membahayakan dan mengenali apa yang baik dengan bersandar kepada-Mu.
Amin...
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Kitab Amsal dimulai dengan ajakan seorang ayah kepada anaknya untuk mengejar hikmat (1:1-7). Pasal 2 menekankan betapa seriusnya keinginan ayah tersebut. Ia mendesak anaknya untuk menerima, menyimpan, memperhatikan, memahami, memanggil, menyerukan, mencari, dan mengejar kebijaksanaan (ay. 1-4). Kata-kata kerja tersebut menuntut aktivitas yang aktif dan intensif dalam mengejar dan menerapkan hikmat. Sang ayah menginginkan anaknya mengejar hikmat karena itu akan membawa kepada sikap "takut akan TUHAN" dan "pengenalan akan Allah" (ay. 5). Ketika kita memahami ini, nasihat-nasihat praktis bagi kehidupan sehari-hari yang ditemukan di seluruh kitab ini akan memiliki arti yang lebih mendalam, karena etos kerja yang baik (6:6-8) dan pengelolaan keuangan yang bijak (13:11) termasuk dalam cara kita takut dan hormat akan Allah. –J.R. Hudberg
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar