Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan! –Ayub 1:21
Baca: Ayub 1:6-12, 20-22
Carol tidak mengerti mengapa semua peristiwa ini menimpanya bertubi-tubi. Apa yang terjadi dalam pekerjaannya sudah cukup buruk, tetapi kemudian pergelangan kaki putrinya mengalami keretakan di sekolah, dan kesehatannya sendiri tumbang karena terjangkit infeksi parah. Apa yang sudah kulakukan sampai aku harus mengalami semua ini? Carol bertanya-tanya. Ia hanya dapat memohon kekuatan kepada Allah.
Ayub juga tidak tahu mengapa ia telah ditimpa musibah yang begitu berat—penderitaan dan kehilangan yang jauh lebih besar daripada yang dialami Carol. Tidak ada tanda-tanda bahwa Ayub menyadari ada pertempuran kosmis yang memperebutkan jiwanya. Iblis ingin menguji iman Ayub dengan mengatakan bahwa Ayub pasti akan berpaling dari Allah jika ia kehilangan segala-galanya (Ayb. 1:6-12). Ketika musibah datang, teman-teman Ayub bersikeras bahwa ia sedang dihukum karena dosa-dosanya. Meski bukan itu alasannya, Ayub pasti bertanya-tanya, Mengapa diriku? Ia tidak tahu bahwa Allah telah mengizinkan semua itu terjadi.
Kisah Ayub memberikan pelajaran yang dahsyat tentang penderitaan dan iman. Kita mungkin berusaha menemukan alasan di balik rasa sakit yang kita alami, tetapi mungkin ada kisah di balik layar yang lebih besar dan takkan pernah dipahami semasa kita hidup.
Seperti Ayub, kita dapat berpegang pada kebenaran yang memang kita ketahui: Allah memegang kendali sepenuhnya. Memang tidak mudah untuk mengatakannya, tetapi di tengah kepedihannya, Ayub terus memandang kepada Allah dan mempercayai kedaulatan-Nya: “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil; terpujilah nama Tuhan!” (ay. 21). Kiranya kita juga terus mempercayai Allah, apa pun yang terjadi—bahkan di saat kita tidak memahaminya.
Oleh: Leslie Koh
Renungkan dan Doakan
Tantangan apa yang sedang Anda hadapi? Manakah janji Allah yang memberi Anda kekuatan untuk terus melangkah?
Bapa terkasih, aku tidak mengerti mengapa berbagai kesulitan hidup menimpaku. Namun, aku memilih untuk mempercayai-Mu.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Kata dalam bahasa Ibrani yang kita terjemahkan sebagai Iblis berarti “pendakwa,” “penuduh,” atau “lawan.” Dalam kisah Ayub, peran Iblis sangat khas: ia menantang kedaulatan Yahweh dengan menuduh Allah sendiri. Iblis mempertanyakan, jika manusia menyembah Allah hanya karena Dia baik kepada mereka, apakah Dia memang layak disembah (Ayub 1:9-11)?
Kesetiaan Ayub selama masa ujian menunjukkan bahwa umat Allah memang menyembah-Nya dalam segala keadaan, baik suka maupun duka, yang pada akhirnya membungkam tuduhan Iblis. Namun, Ayub juga belajar dari pengalamannya: tidak ada—baik malaikat maupun manusia—yang bisa memerintahkan Allah apa yang harus dilakukan-Nya. Allah layak untuk disembah dengan setia oleh umat-Nya, apa pun yang kita alami dalam hidup ini. –Jed Ostoich
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar